JAKARTA.Pemerintah sudah mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pemerintah memasang defisit RAPBN-P 2015 sebesar 1,9% dari PDB. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, anggaran subsidi energi khususnya subsidi bahan bakar minyak (BBM) hanya Rp 81 triliun. Angka ini hanya 29,35% dari pagu subsidi BBM dalam APBN 2015 yang mencapai Rp 276 triliun. Itupun sebenarnya angggaran subsidi BBM murni adalah Rp 56 triliun, sedangkan Rp 25 trilliun sisanya adalah untuk carry over Pertamina pada tahun lalu. Selama ini anggaran subsidi BBM selalu menyedot anggaran sehingga dibutuhkan pembiayaan utang yang besar dan alhasil defisit membengkak. Lihat saja APBN-P 2014. Realiasi defisit anggaran adalah sebesar 2,26% dari PDB atau Rp 227,4 triliun dengan realiasi subsidi BBM sebesar Rp 240 triliun (97,4% dari pagu).
Menkeu: RAPBN-P 2015 sudah mendekati ideal
JAKARTA.Pemerintah sudah mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pemerintah memasang defisit RAPBN-P 2015 sebesar 1,9% dari PDB. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, anggaran subsidi energi khususnya subsidi bahan bakar minyak (BBM) hanya Rp 81 triliun. Angka ini hanya 29,35% dari pagu subsidi BBM dalam APBN 2015 yang mencapai Rp 276 triliun. Itupun sebenarnya angggaran subsidi BBM murni adalah Rp 56 triliun, sedangkan Rp 25 trilliun sisanya adalah untuk carry over Pertamina pada tahun lalu. Selama ini anggaran subsidi BBM selalu menyedot anggaran sehingga dibutuhkan pembiayaan utang yang besar dan alhasil defisit membengkak. Lihat saja APBN-P 2014. Realiasi defisit anggaran adalah sebesar 2,26% dari PDB atau Rp 227,4 triliun dengan realiasi subsidi BBM sebesar Rp 240 triliun (97,4% dari pagu).