JAKARTA. Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri memprediksi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 hanya akan terealisasi pada batas bawah asumsi yang tercantum dalam RAPBN 2014. Hal ini dipengaruhi kondisi yang terjadi di Amerika Serikat (AS) yang melakukan pengetatan likuiditas. Dalam kelanjutan Rapat Kerja pembahasan asumsi makro RAPBN 2014 dengan Komisi XI DPR, di Gedung DPR, Senin, (24/6), Chatib Basri mengatakan kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sangat dipengaruhi kondisi yang terjadi di AS. Menurutnya, saat ini di AS sedang terjadi pengetatan likuiditas. Kondisi ini, menimbulkan tekanan pada pasar keuangan Indonesia. "Melihat kondisi itu, realisasi pertumbuhan yang mungkin tercapai dari range semula 6,4%-6,9%, mungkin yang terwujud ada di batas bawah, yakni 6,4%-6,5%," kata Chatib. Namun begitu, Chatib yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia akan ditopang oleh meningkatnya konsumsi dalam negeri. Apalagi, di tahun depan akan dilakukan penyesuaian gaji terhadap para pegawai negeri sipil (PNS) dan TNI/Polri. "Saya kira ini akan meningkatkan konsumsi,"ujar Chatib. Pendapat Chatib itu merevisi pendapat dia sebelumnya yang optimistis mematok pertumbuhan ekonomi di level 6,4%-6,9%. Keyakinan ini disebabkan situasi pertumbuhan ekonomi global yang mengalami perbaikan. Dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, Kamis (20/6) lalu, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada 2014 sebesar 4,0 %. Angka ini meningkat dari proyeksi tahun 2013, di mana pertumbuhan ekonomi global mencapai 3,3%. Membaiknya pertumbuhan ekonomi global inilah yang diyakini Chatib akan berimbas positif bagi ekonomi Indonesia. Sebab, membaiknya pertumbuhan ekonomi global akan berimbas pada peningkatan volume perdagangan dunia.
Menkeu revisi pertumbuhan ekonomi 2014 di 6,4-6,5%
JAKARTA. Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri memprediksi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 hanya akan terealisasi pada batas bawah asumsi yang tercantum dalam RAPBN 2014. Hal ini dipengaruhi kondisi yang terjadi di Amerika Serikat (AS) yang melakukan pengetatan likuiditas. Dalam kelanjutan Rapat Kerja pembahasan asumsi makro RAPBN 2014 dengan Komisi XI DPR, di Gedung DPR, Senin, (24/6), Chatib Basri mengatakan kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sangat dipengaruhi kondisi yang terjadi di AS. Menurutnya, saat ini di AS sedang terjadi pengetatan likuiditas. Kondisi ini, menimbulkan tekanan pada pasar keuangan Indonesia. "Melihat kondisi itu, realisasi pertumbuhan yang mungkin tercapai dari range semula 6,4%-6,9%, mungkin yang terwujud ada di batas bawah, yakni 6,4%-6,5%," kata Chatib. Namun begitu, Chatib yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia akan ditopang oleh meningkatnya konsumsi dalam negeri. Apalagi, di tahun depan akan dilakukan penyesuaian gaji terhadap para pegawai negeri sipil (PNS) dan TNI/Polri. "Saya kira ini akan meningkatkan konsumsi,"ujar Chatib. Pendapat Chatib itu merevisi pendapat dia sebelumnya yang optimistis mematok pertumbuhan ekonomi di level 6,4%-6,9%. Keyakinan ini disebabkan situasi pertumbuhan ekonomi global yang mengalami perbaikan. Dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, Kamis (20/6) lalu, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada 2014 sebesar 4,0 %. Angka ini meningkat dari proyeksi tahun 2013, di mana pertumbuhan ekonomi global mencapai 3,3%. Membaiknya pertumbuhan ekonomi global inilah yang diyakini Chatib akan berimbas positif bagi ekonomi Indonesia. Sebab, membaiknya pertumbuhan ekonomi global akan berimbas pada peningkatan volume perdagangan dunia.