JAKARTA. Setelah mengalami penguatan tahun ini, rupiah berpotensi melemah tahun depan. Ini perkiraaan Menteri Keuangan Agus Martowardojo.Hal ini diungkapkan Agus saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (20/9) malam. Perkiraan Agus itu untuk menjawab tuntutan anggota Komisi XI yang menginginkan pemerintah menurunkan acuan nilai tukar rupiah pada asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2010.Sebelumnya, pemerintah mengajukan, nilai tukar rupiah Rp 9.300 per dolar Amerika Serikat (AS). Namun, kalangan dewan menilai acuan itu terlalu tinggi. Mereka meminta acuan nilai tukar menjadi Rp 9.100 per dolar AS. Alasannya, belakangan nilai tukar terus menguat hingga di bawah Rp 9.000 per dolar AS.Namun, Agus bersikukuh mempertahankan nilai tukar tersebut. "Rupiah akan melemah, tapi nilai tukarnya tetap rendah," kata Agus.Ada banyak hal yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar tersebut antara lain kinerja neraca pembayaran 2011. Neraca pembayaran dipastikan akan tetap surplus, karena nilai ekspor akan lebih tinggi dari impor. "Tapi, nilai impor diperkirakan akan mengalami peningkatan yang cukup besar, sehingga surplusnya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya," tambah Agus.Dari faktor eksternal, perbaikan ekonomi di Amerika Serikat bakal menguatkan nilai dollar. "Makanya, bila kami menggunakan nilai tukar kurang dari Rp 9.300, malah bisa membahayakan APBN 2011," jelas Agus.Sejatinya, rapat tersebut bisa menghasilkan kesimpulan tentang asumsi makro, termasuk nilai tukar rupiah. Hanya saja, hingga Selasa dini hari, rapat belum selesai dan diskor. Rencananya, rapat akan dilanjutkan hari ini (21/9) pada siang nanti.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Menkeu: Rupiah berpotensi melemah tahun depan
JAKARTA. Setelah mengalami penguatan tahun ini, rupiah berpotensi melemah tahun depan. Ini perkiraaan Menteri Keuangan Agus Martowardojo.Hal ini diungkapkan Agus saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (20/9) malam. Perkiraan Agus itu untuk menjawab tuntutan anggota Komisi XI yang menginginkan pemerintah menurunkan acuan nilai tukar rupiah pada asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2010.Sebelumnya, pemerintah mengajukan, nilai tukar rupiah Rp 9.300 per dolar Amerika Serikat (AS). Namun, kalangan dewan menilai acuan itu terlalu tinggi. Mereka meminta acuan nilai tukar menjadi Rp 9.100 per dolar AS. Alasannya, belakangan nilai tukar terus menguat hingga di bawah Rp 9.000 per dolar AS.Namun, Agus bersikukuh mempertahankan nilai tukar tersebut. "Rupiah akan melemah, tapi nilai tukarnya tetap rendah," kata Agus.Ada banyak hal yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar tersebut antara lain kinerja neraca pembayaran 2011. Neraca pembayaran dipastikan akan tetap surplus, karena nilai ekspor akan lebih tinggi dari impor. "Tapi, nilai impor diperkirakan akan mengalami peningkatan yang cukup besar, sehingga surplusnya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya," tambah Agus.Dari faktor eksternal, perbaikan ekonomi di Amerika Serikat bakal menguatkan nilai dollar. "Makanya, bila kami menggunakan nilai tukar kurang dari Rp 9.300, malah bisa membahayakan APBN 2011," jelas Agus.Sejatinya, rapat tersebut bisa menghasilkan kesimpulan tentang asumsi makro, termasuk nilai tukar rupiah. Hanya saja, hingga Selasa dini hari, rapat belum selesai dan diskor. Rencananya, rapat akan dilanjutkan hari ini (21/9) pada siang nanti.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News