Menkeu Sri Mulyani: Defisit APBN Indonesia lebih baik dibanding negara lain



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlambatan perekonomian global sepanjang tahun lalu berimbas pada kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019. Kementerian Keuangan melaporkan realisasi sementara defisit anggaran mencapai Rp 353 triliun atau setara 2,2% dari PDB. 

Realisasi defisit tersebut lebih lebar dari target awal pemerintah yaitu 1,84% dari PDB atau Rp 296 triliun. Namun, realisasi defisit masih sesuai dengan sasaran pemerintah berdasarkan hasil evaluasi kinerja APBN pada Semester I-2019 lalu. 

Baca Juga: Realisasi defisit APBN 2019 sebesar Rp 353 triliun

“Defisit tahun 2019 memang naik ke 2,2% dari PDB. Namun, kami tetap bisa menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Jadi meski defisit melebar, secara keseluruhan kinerja APBN kami bisa menjaga perekonomian secara cukup baik dari tekanan yang tidak mudah di sepanjang 2019,” tutur Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Realisasi Sementara Kinerja APBN 2019, Selasa (7/1). 

Selain itu, Sri Mulyani menjelaskan, kondisi defisit APBN 2019 tak begitu buruk jika dibandingkan dengan negara-negara peers lainnya. Dengan tekanan perekonomian global yang besar sepanjang tahun lalu, ia menilai, realisasi defisit anggaran dan pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif lebih baik. 

Fenomena di negara berekonomi besar, Sri Mulyani mencontohkan, defisit anggaran yang dialami India mencapai 7,5% dari PDB dengan capaian pertumbuhan ekonomi yang merosot ke 4,5%. Begitu juga dengan Amerika Serikat (AS) yang defisit anggarannya mencapai 5,6% dari PDB dengan pertumbuhan ekonomi hanya 2,1%. 

Sementara di kalangan negara emerging market, ia mencontohkan Brasil pertumbuhan ekonominya nyaris nol dan mencatat defisit APBN sebesar 7,5% dari PDB. Ekonomi Malaysia juga hanya tumbuh 4,4% dan defisit anggaran pada posisi 3% dari PDN. 

Baca Juga: Hingga akhir 2019, realisasi penerbitan SBN capai Rp 445,76 triliun

Vietnam juga mencatatkan defisit APBN sebesar 4,4% dari PDB, China defisit 6,1% dari PDB, dan Afrika Selatan mengalami defisit 6,2% dari PDB. 

“Jadi kalau dilihat di sini, meski defisit lebih lebar dari yang kita rencanakan, namun itu masih lebih baik dibandingkan defisit negara-negara lain. Apalagi dengan pertumbuhan kita di atas 5% itu relatif tinggi jika dibandingkan negara lain,” lanjut Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi