Menkeu Turki: Turki akan muncul lebih kuat dari krisis mata uang



KONTAN.CO.ID - ISTANBUL. Pemerintah Turki berupaya meyakinkan investor bahwa mereka bisa mengatasi krisis mata uang yang memukul ekonomi Turki. Tak kepalang tanggung, Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak bahkan sampai melakukan conference call dengan ribuan investor asing, Kamis (16/8).

Reuters melaporkan, sekitar 3.000 investor dan ekonom telah mendaftar dalam conference call Albayrak tersebut. Albayrak adalah menantu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Mantan eksekutif perusahaan yang baru berusia 40 tahun itu merupakan pemegang gelar doktor di bidang keuangan.

Dalam kesempatan tersebut, Albayrak mengatakan, ia sepenuhnya memahami dan mengakui semua tantangan domestik yang dihadapi Turki. Namun, ia menegaskan, Turki akan muncul "lebih kuat" dari krisis mata uang yang dipicu oleh pertikaian diplomatik dengan AS.


Untuk menangani krisis ini, Albayrak mengatakan, Turki tak akan meminta dana talangan atau bailout dari Dana Moneter Internasional (IMF). Turki memilih fokus menarik investasi langsung. "Turki akan muncul lebih kuat dari fluktuasi mata uang ini," kata Albayrak.

Albayrak menyebutkan, Turki sekarang berurusan dengan anomali pasar. Sebab, Turki memiliki sektor perbankan yang sehat dan kuat. Turki juga tidak akan ragu memberikan dukungan kepada sektor perbankan yang memang rawan dalam situasi krisis.

"Bank-bank mampu mengelola volatilitas, dan tidak ada arus kas keluar dari deposito akhir-akhir ini," tambahnya.

Prioritas utama Turki saat ini untuk memulihkan ekonomi dan kepercayaan investor adalah dengan disiplin fiskal dan mengurangi inflasi. Turki memastikan pengetatan fiskal lebih lanjut, dengan fokus pada peningkatan surplus primer. Turki memperkirakan surplus primer mencapai 6 miliar lira atau US$ 1,04 miliar di akhir tahun ini.

Selain tidak berencana meminta bantuan IMF, Turki juga tak akan menerapkan kontrol modal untuk menghentikan arus modal keluar. "Kontrol modal tidak akan ada dalam agenda," kata Albayrak seperti dikutip media Turki hurriyetdailynews.com.

Cristiana de Alessi dari BNP Paribas Asset Management yang ikut dalam conference call tersebut mengatakan, Menteri Keuangan Turki memberikan beberapa penghiburan dengan mengakui bahwa menyeimbangkan kembali ekonomi adalah prioritas melalui kebijakan fiskal dan moneter, serta kontrol modal bukanlah pilihan.

Program jangka menengah Turki yang akan dirilis pada bulan September 2018 bakal menjadi kunci untuk melihat langkah konkret apa yang akan diambil Turki. Ini juga akan menjadi patokan untuk mengukur kemajuan langkah Pemerintah Turki yang baru.

"Perhatian utama saya adalah kurangnya rencana cadangan jika utang Turki tidak dapat diperpanjang atau jika tingkat pertumbuhan ekonomi lebih lambat dan memperburuk kredit macet korporasi," ujarnya seperti dikutip Reuters.

Editor: Khomarul Hidayat