KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordiantor Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan keberhasilan dari program Kartu Prakerja dalam acara plenary session International Conferences on Adult Education, CONFINTEA VII. Ia mengatakan bahwa capaian keberhasilan Program Kartu Prakerja yang pertama adalah mengenai inklusivitas. Berdasarkan hasil survei evaluasi yang dilakukan Manajemen Pelaksana sejak 2020 menunjukkan bahwa Program Kartu Prakerja inklusif karena dapat menjangkau sebanyak 3,3% penyandang disabilitas, 14% penerima yang belum tamat atau lulusan Sekolah Dasar (SD), 56% tinggal di desa, 2,9% Purna Pekerja Migran Indonesia, sebanyak 49% perempuan, serta 90% dari penerima program tidak memiliki pekerjaan saat mendaftar. "Mereka adalah orang-orang yang seringkali kurang terwakili, namun berhasil dijangkau oleh Program Kartu Prakerja,” tutur Menko Airlangga dalam keterangan resminya, Jumat (17/6).
Untuk diketahui, sejak diluncurkan pada Februari 2019 silam, Program Kartu Prakerja yang didesain untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia terus berjalan dengan baik. Dalam dua tahun pelaksanaannya, Program Kartu Prakerja saat ini telah mencapai gelombang ke-32 dan memiliki lebih dari 12,8 juta penerima manfaat yang tersebar di 514 kabupaten/Kota di Indonesia.
Baca Juga: PMO Kartu Prakerja Siapkan Pelatihan Kartu Prakerja Secara Tatap Muka Keberhasilan tersebut tidak lepas dari kerja sama lintas Kementerian/Lembaga dan berbagai mitra ekosistem. Menko Airlangga menambahkan, Program Kartu Prakerja juga turut berkonstribusi dalam mempercepat inklusi keuangan bagi masyarakat yang berada di piramida bawah. Data menunjukkan, sebanyak 93% peserta program memilih menggunakan e-money, dan sebanyak 28% peserta baru mengenal rekening bank atau e-money melalui Program Kartu Prakerja. Hal tersebut menjadikan Program Kartu Prakerja sebagai pembayaran G to P (
Government to People) pertama yang
consumer centric dengan proses transparan dan mulus. “Insentif tunai hanya diberikan ketika pengguna menyelesaikan kursus dan umpan balik, sehingga menjadikan Kartu Prakerja sebagai program transfer tunai bersyarat dimana penerima dapat memilih metode mana yang mereka sukai, baik transfer bank atau e-wallet,” jelas Menko Airlangga Adapun para peserta menggunakan insentif tersebut untuk keperluan sehari-hari seperti membeli makanan, membayar tagihan, serta menambah modal untuk usaha kecil. Dengan demikian, Program Kartu Prakerja secara efektif melindungi masyarakat tak hanya dari dampak pandemi Covid-19, namun juga turut mempromosikan pengetahuan dan kewirausahaan. Airlangga juga menyampaikan bahwa hasil lain dari impementasi Program Kartu Prakerja adalah munculnya skema pelatihan yang efektif. Dalam ekosistem Kartu Prakerja, terdapat lebih dari 150 penyedia pelatihan yang menawarkan lebih dari 1.000 kursus pelatihan. Hal tersebut sejalan dengan tujuan CONFINTEA, dimana pada tahun 2009, CONFINTEA VI telah menghasilkan adopsi
Belém Framework for Action (BFA) yang mengakui peran penting pembelajaran sepanjang hayat dalam mengatasi masalah dan tantangan pendidikan global. Negara-negara peserta berkomitmen untuk membuat kemajuan dalam lima bidang utama Adult Learning and Education (ALE) yakni kebijakan, pemerintahan, pembiayaan, partisipasi inklusi dan pemerataan, serta kualitas.
Baca Juga: Benarkah Pelatihan Kartu Prakerja Akan Dilakukan Offline? Adapun gelaran CONFINTEA tahun ini bertujuan untuk mendorong negara-negara anggota UNESCO agar menerapkan kebijakan, insentif, kerangka peraturan, dan struktur serta mekanisme kelembagaan yang berkontribusi kepada budaya, hak asasi manusia, keadilan sosial, nilai-nilai bersama, dan keberlanjutan. Selain itu, sebagai pengakuan atas kemajuan dalam kecerdasan buatan, perhatian khusus akan diberikan pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk mempromosikan akses ke pembelajaran dan pendidikan orang dewasa. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto