KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah yakin, perekonomian Indonesia masih berdaya tahan dalam menghadapi potensi resesi global tahun 2023. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ini seiring dengan sumbangan terbesar pada pertumbuhan ekonomi berasal dari aktivitas dalam negeri. Bila menilik capaian pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 yang mencapai 5,73% secara tahunan alias year on year (YoY), lebih banyak bersumber dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Porsi konsumsi rumah tangga mencapai sekitar 50,38%. “Lihat saja kontribusi perdagangan internasional yang dalam hal ini bisa dilihat dari sumbangan ekspor, yaitu hanya sekitar 26,23%. Dengan demikian, gejolak di global akan relatif bisa teredam oleh konsumsi rumah tangga,” terang Airlangga saat menjawab pertanyaan Kontan.co.id, Senin (7/11).
Selain itu, kondisi inflasi dalam negeri juga masih terukur sehingga daya beli masyarakat masih terjaga dan bisa mendukung pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Belum lagi pemerintah masih akan merogoh kocek dalam memberikan bantuan kepada masyarakat yang rentan dan miskin. Baca Juga: BPS Catat Serapan Tenaga Kerja di Sektor Pengadaan Air Turun, Ini Pemicunya Airlangga juga mengatakan, para otoritas akan menjaga pergerakan nilai tukar rupiah. Beberapa di antaranya adalah dengan berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dalam menarik devisa hasil ekspor (DHE) untuk parkir di dalam negeri serta memperkuat kerangka kerja sama investasi dan perdagangan menggunakan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS).