KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masa pandemi Covid-19 turut mendorong terjadinya perubahan pola konsumsi barang dan jasa dari luring ke daring. Perubahan pola konsumsi ini, dinilai dapat menjadi momentum dan modal tambahan bagi percepatan transformasi digital di Indonesia. “Digitalisasi menuju industri 4.0 ini menjadi sebuah kebutuhan. Di dalam situasi
new normal ada beberapa potensi yang bisa didorong,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di dalam keterangan tertulis, Minggu (21/6).
Baca Juga: Ada 230.000 data pasien corona diduga bocor dan dijual, ini kata pakar keamanan siber Airlangga juga menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada pemanfaatan teknologi digital yang tecermin dari peningkatan trafik sekitar 15-20%. Menurutnya, masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah mampu memberikan kenaikan pada pemanfaatan
e-learning, e-commerce, literasi digital, permintaan
delivery, dan kebutuhan akan alat kesehatan atau kebersihan. “Kita melihat bahwa bisnis
online pada beberapa bulan terakhir mengalami peningkatan, yaitu pada
e-grocery, produk kecantikan,
fashion, dan pengiriman barang,” paparnya. Dari keempat bisnis tersebut, satu yang mengalami peningkatan signifikan adalah
e-grocery. Selain itu, pengusaha logistik juga mengalami peningkatan yang masif, ini terlihat pada bulan April 2020 yang mana pengiriman barang meningkat sebesar 35%.
Baca Juga: Minim risiko, obligasi negara jadi pilihan lebih aman daripada obligasi korporasi Potensi nilai ekonomi digital hingga akhir tahun pun diprediksi bisa mencapai US$ 35 miliar sampai US$ 101 miliar pada tahun 2025 mendatang. Saat itu,
marketplace diyakini akan memiliki persentase model bisnis yang seimbang antara
customer to customer (C2C) dan
business to customer (B2C). Airlangga sendiri meyakini, seiring dengan kebijakan
new normal ini akan banyak pebisnis yang mulai terjun pada bisnis daring. Apalagi, dalam waktu yang sangat singkat yaitu 14 Mei sampai 9 Juni sudah ada 301.115 UMKM baru yang bertransformasi ke digital.
Melihat potensi ini, pemerintah bersama dengan pelaku digital memberi dukungan konkret bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) daring untuk bisa menampilkan produknya melalui gerakan Bangga Buatan Indonesia. “Kampanye ini dilakukan produk UMKM bisa bertambah dan bukan hanya platform-nya saja yang digital. Tentu ini harusnya menjadikan kita percaya diri untuk masuk dalam digital ekonomi,” kata Airlangga.
Baca Juga: Insentif pengembangan vaksin corona bakal dorong riset industri farmasi Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi