Menko Darmin: Dampak tarif baja dan aluminium AS, produk China akan banjiri Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Kamis (1/3) mengumumkan AS akan memberlakukan tarif impor baja dan aluminium dari seluruh dunia. Tarif yang diberlakukan akan mencapai 25% untuk impor baja dan 10% untuk impor aluminium.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, bagi Indonesia, efeknya adalah menyebabkan Indonesia kebanjiran produk baja dari China. “Kalau itu berjalan, mau tidak mau bajanya China akan kemana-mana, termasuk ke Indonesia,” kata Darmin di kantornya, Selasa (6/3).

Adapun menurut Darmin, pemerintah masih memperhatikan perkembangan dari rencana ini. Sebab, selain China, ada pula Jerman yang sedang tarik menarik kepentingan dengan AS di mana Juru Bicara Kanselir Jerman Angela Merkel menyebutkan Berlin menolak keputusan Trump yang mengenakan tarif selangit untuk impor baja dan aluminium.


“Masih berjalan ini. Tarik menariknya China kemudian apalagi Jerman dengan AS. Bagaimana setelah ini akan kami cermati,” ujarnya.

Asal tahu saja, sejak pengumuman tersebut disiarkan, kekhawatiran akan pembalasan dan perang dagang langsung meningkat secara global. Sejumlah perusahaan juga sudah memperingatkan bahwa mereka akan menderita akibat kebijakan ini.

Sejumlah media internasional menyoroti kebijakan yang diambil oleh Trump.

Wall Street Journal menyebut menyebut langkah Trump sebagai "kesalahan kebijakan terbesar dari sejarah kepresidenannya". Dampak langsungnya, lanjut WSJ, kebijakan ini akan membuat AS sebagai pulau dengan harga baja dan aluminium tertinggi.

BBC juga mempertanyakan, apa sebenarnya dampak dari penerapan tarif ini dan mengatakan bahwa setiap perang dagang dapat menempatkan banyak industri limbung di masa depan.

Sedangkan media ternama dari Negeri Tirai Bambu, South China Morning Post menulis, kami sudah melakukan perang perdagangan selama empat dekade terakhir. Dan coba tebak - China sudah menang.

China Daily menyebut proteksionisme baru AS mempertaruhkan perselisihan perdagangan internasional. Ini menunjukkan bahwa pemerintah Trump bersedia mensubsidi baja dan aluminium Amerika, bahkan dengan mengorbankan industri AS yang jauh lebih besar dan lebih penting.

New York Times menulis, risiko sebenarnya bukanlah harga logam yang lebih tinggi, namun sistem perdagangan global mungkin akan dirusak.

Lalu The Washington Post menyebut tarif baja akan merugikan semua orang, termasuk AS dan industri logamnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat