Menko Luhut: Blended finance akan dibahas dalam pertemuan tahunan IMF-World Bank



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan menilai pendanaan proyek pemerintah dengan skema pendanaan campuran alias blended finance merupakan sebuah era baru.

Pasalnya, dengan blended finance ini  membuat suatu negara tidak hanya bergantung kepada APBN saja. Sekadar tahu saja, blended finance merupakan kombinasi pembiayaan dari negara dan dari sektor swasta.

Sejatinya, menurut Luhut, Indonesia telah menerapkan skema ini sejak tiga tahun lalu lewat kerjasama antara pemerintah dan Badan Usaha  (KPBU). Karenanya, pemerintah akan mengangkat tema ini dalam pertemuan tahunan IMF-WB lewat Forum Tri Hita Karana (THK) di Bali nanti.


Di forum itu, organisasi penyelenggaranya adalah pemerintah lndonesia, United in Diversity Foundation, Blended Finance Taskforce, UN Sustainable Development Solution Network (SDSN) dan International Chamber of Commerce (ICC). "Tapi nanti OJK dan Bank Indonesia juga ikut disana," kata Luhut di kantornya, Rabu (3/10).

Diperkirakan dalam pertemuan nanti akan hadir sekitar 300 investor yang berasal dari berbagai negara. "Macam-macam, salah satunya bosnya Unilever akan hadir di sana, saya pikir ini satu langkah bagus dari pemerintah," tambah dia.

Pemerintah pun tak mau ketinggalan dalam hal ini. Luhut bilang, sudah ada 31 daftar proyek yang siap untuk ditawarkan dalam pertemuan nanti. Untuk melancarkan proyek tersebut, pemerintah juga telah mempersiapkan regulasi yang ada agar tidak menghambat investasi tersebut.

"Kalaupun masih ada nanti kita perbaiki," katanya. Tak hanya itu, Luhut juga menegaskan, seluruh proyek yang ditawarkan itu sudah memiliki studi kelayakan.

"Studi kelayakan itu adalah kunci dalam investasi di pemerintahan Jokowi. Bagaimana returnnya dan harus dikerjakan dengan institusi yang memiliki reputasi seperti World Bank dan lain-lain," jelas dia.

Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Emma Sri Martini mengatakan, proyek yang akan ditawarkan itu berasal di berbagai sektor. Tapi sektor yang menjadi unggulan adalah sektor energi terbarukan. 

Kemudian, juga ada sektor green transport yang berbasis urban tranportasi seperti LRT dan MRT. "Kemudian ada juga urban infrastruktur terkait dengan water supply dan sanitasi," katanya di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Rabu (3/10). 

Namun sayangnya, Emma enggan membocorkan 31 proyek tersebut. Ia beralasan, proyek-proyek tersebut akan diumumkan secara terbuka pada pagelaran Annual Meeting IMF-WB di Bali nanti. 

Tapi ia menyampaikan, proyek yang ditawarkan itu ada proyek yang masih dalam proses tender dan proses yang sudah siap pembiayaan serta siap konstruksi. "Setelah diidentifikasi, kurang lebih totalnya sampai dengan US$ 4 miliar yang siap dimakan market atau ditawarkan kepada investor dalam kurun waktu sampai 2019," jelas Emma. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi