Menko Luhut Targetkan 149 Pelabuhan Jadi Green Port dan Smart Port di 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Marinves) menargetkan pengembangan 149 pelabuhan menjadi green port and smart port pada 2024.

Ke-149 pelabuhan tersebut terdiri dari 112 pelabuhan di bawah Pelindo dan 37 pelabuhan di bawah sejumlah instansi, termasuk swasta dan Kementerian Perhubungan.

Hingga saat ini proses assesmen yang dilakukan oleh IDSurvey yakni PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) dan PT Sucofindo untuk 10 pelabuhan telah rampung. Artinya sudah ada 10 pelabuhan yang telah tersertifikasi sebagai green port and smart port.


Baca Juga: Wavin Bangun Pabrik Seluas 20 Hektar di Grand Batang City

"Nah ada 112 dibawah Pelindo dan ada 37 di bawah berbagai macam instansi baik Kementerian Perhubungan, swasta dan sebagainya. Semua saya harapkan bisa selesai dalam waktu 2 tahun ke depan," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Rabu (28/12).

Luhut mengatakan, upaya memenuhi standard Green Port dan Smart Port agar pelabuhan Indonesia mampu bersaing di kancah Internasional.

Selain menargetkan 149 pelabuhan telah berstatus green port and smart port di 2024. Ia mengatakan, tahun depan harapannya 149 pelabuhan sudah terdigitalisasi. Saat ini baru ada 14 pelabuhan yang sudah melakukan digitalisasi.

Pasalnya dengan digitalisasi, Luhut menejelaskan akan membuat kerja lebih efisien hingga menaikkan penerimaan negara bukan pajak. Lebih penting lagi, dengan digitalisasi juga akan menimalisir adanya praktik korupsi di pelabuhan.

"Dengan digitalisasi kita efisien, yang bisa menaikkan penerimaan negara dan juga menghindari atau mengurangi korupsi di sana-sini," imbuhnya.

Kemudian dengan adanya green port and smart port juga menjadi bagian upaya dekarbonisasi global. Luhut mengatakan, upaya ini juga menunjukkan kepada dunia bahwa program green and smart port jadi komitmen Indonesia menuju net zero emission di 2060.

Nani Hendiarti, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kemenko Marves menyampaikan, assesmen Green Port kini dilakukan secara digital. Dimana monitoring assesmen green port telah menggunakan online dashboard yang digunakan untuk proses self assessment.

"Self assessment Green Port yang lebih cepat dan akuntabel. Selanjutnya dilakukan proses verifikasi secara hybrid melalui penilaian ke pelabuhan-pelabuhan oleh tim asesor,” ujar Nani.

Baca Juga: Kopra by Mandiri Dukung Digitalisasi Pelabuhan, Tekan Biaya Logistik Tinggi

Direktur Utama IDSurvey Arisudono menjelaskan, proses asesmen mengacu pada peraturan berstandar Internasional seperti seperti Permanent International Association of Navigation Congresses (PIANC), GPAS. Serta kearifan lokal Indonesia yaitu peraturan-peraturan terkait kepelabuhan, lingkungan, dan energi serta didukung oleh Personil yang telah tersertifikasi.

“Kami berkomitmen dalam memajukan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia, dan sangat peduli terhadap isu-isu keberlanjutan. Saat ini IDSurvey memiliki 3 fokus utama, dan salah satunya adalah Green Economy," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi