Menko Perekonomian: Pemerintah Berharap Pada Indusawit Nasional



KONTAN.CO.ID - BALI. Menteri Koordinator Perekonomian Erlangga Hartarto mengatakan, pemerintah banyak berharap pada industri kelapa sawit nasional. Karena itu, semua pihak diharapkan bisa bersinergi dalam mendorong komoditas strategis ini. Pemerintah pun siap mendukung dan bekerja sama. 

“Sikap kita terhadap EUDR (European Union Deforestation Regulation) sudah sangat jelas, bahwa kita menentang kebijakan tersebut,” katanya saat memberikan sambutan dalam pembukaan International Palm Oil Conference 2024, di Bali, Kamis (7/11).

Menurut Airlangga, langkah pemerintah yang menunjukkan dukungan terhadap industri sawit ini dilakukan untuk mengatasi hambatan ekspor minyak sawit di pasar global. Yang pasti, pemerintah telah mengenali tantangan-tantangan yang harus Indonesia hadapi, seperti tekanan dari luar terhadap industri sawit terkait dengan isu-isu lingkungan.


Selain itu, di dalam negeri juga pemerintah mendorong peningkatan produktivitas. Sebagaimana diketahui, industri kelapa sawit nasional sangat penting bagi perekonomian Indonesia.

Saat ini, minyak kelapa sawit Indonesia menyumbang sekitar 25% dari produksi minyak nabati dunia atau 59% dari produksi minyak kelapa sawit dunia. Kelapa sawit juga membuka lapangan kerja bagi jutaan orang.  

Baca Juga: Trump Terpilih sebagai Presiden, Gapki Optimis Ekpor ke CPO ke AS akan Bertambah

Menurut Airlangga, sikap dan komitmen ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia. Terutama mengenai pangan dan energi yang fokus dalam mendorong pemenuhan pasokan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor, serta menjamin keberlanjutan daya tahan ekonomi dan tujuan-tujuan pelestarian lingkungan.

“Kita sudah memperkenalkan beberapa strategi yang dilakukan untuk mengelola produksi minyak sawit yang kemudian mendorong basis ekonomi, energi dan ketahanan pangan sekaligus melakukan perlindungan terhadap lingkungan,” ujarnya.

Strategi yang dimaksud termasuk meningkatkan program replanting petani sawit seperti program peremajaan sawit rakyat (PSR) sejak 2017. Pemerintah juga mendorong adopsi tata kelola perkebunan yang lebih baik dan panen yang lebih tinggi. Ketiga mendorong sertifikasi di industri minyak sawit seperti  Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

Menteri Perdagangan Budi Santoso juga berharap konferensi sawit internasional 2024 dapat menghasilkan masukan yang konstruktif bagi kementerian perdagangan. Terutama, untuk mendukung tiga fokus utama Kemendag saat ini.

"Pemerintah tengah berkonsentrasi pada program pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, serta peningkatan usaha mikro, kecil dan menengah," ujarnya.

“Saya dan jajaran Kemendag berkomitmen untuk mendukung dan terus bersinergi dengan para pemangku kepentingan di industri sawit,” ujarnya. Adapun dukungan tersebut akan diberikan baik melalui penerbitan kebijakan maupun melalui kemudahan akses pasar dalam perjanjian perdagangan

Selanjutnya: Pemerintah Optimistis Penghapusan Utang UMKM Selamatkan 600.000 Masyarakat Kecil

Menarik Dibaca: Pinjam KTA di Bank Danamon, Ada Plafon Pinjaman Hingga Rp 200 Juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari