JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil optimistis kebijakan penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium akan berdampak pada perbaikan perekonomian negara, termasuk penurunan angka inflasi. Ia berharap target inflasi yang rendah tahun depan bisa tercapai. "Mudah-mudahan bisa mencapai target inflasi rendah tahun depan, ya target inflasi 4,5 plus minus satu persen," ucap Sofyan di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Jumat (2/1). Diakui Sofyan, kebijakan penyesuaian harga BBM memiliki implikasi terhadap tingkat inflasi nasional pada 2014. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi nasional pada 2014 mencapai 8,36%, atau sedikit lebih rendah dari laju inflasi pada 2013 sebesar 8,38%. Menurut Sofyan, selain dampak kebijakan BBM, angka inflasi yang mencapai 8,36% tersebut juga merupakan akibat dari banjir yang melanda sejumlah daerah. "Itu juga menyumbang. Tahun depan kita akan lebih baik karena BBM telah diturunkan yaitu proses deflasi," kata dia.
Selanjutnya, pemerintah akan melakukan berbagai upaya dalam menekan laju inflasi. Misalnya, dengan memperketat kontrol terhadap harga barang-barang yang diatur pemerintah. "Misalnya beras karena kemarin sempat ada lonjakan harga beras, terutama di daerah banjir. Barang-barang yang harganya dikontrol pemerintah akan kita atur akan kita atur lebih detail," ujar dia. Menurut Kepala BPS Suryamin, tingkat inflasi yang relatif tinggi di 2014 ini dipengaruhi oleh komoditas yang harganya berfluktuasi sepanjang tahun 2014, di antaranya bensin yang menyumbang andil 1,04%. Selain itu, tarif listrik menyumbang andil inflasi pada 2014 sebesar 0,64%, angkutan dalam kota 0,63%, cabai merah 0,43 persen, beras 0,38% dan bahan bakar rumah tangga 0,37%.