Menkop UKM : Rasio wirausaha Indonesia sudah lebih dari 7%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mengklaim program pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) maupun Wirausaha Pemula (WP) yang digulirkan sejak pemerintahan Presiden Jokowi telah memberikan hasil yang signifikan pada peningkatan rasio wirausaha (entrepreneur) Indonesia.

Menurut Puspayoga rasio wirausaha di Indonesia terbaru sudah meningkat menjadi 7% lebih dari total penduduk Indonesia. “Angka itu sudah di atas standar internasional yang mematok 2%. Jadi pecah telur," kata Puspayoga dalam keterangan tertulis, Selasa (5/6).

Selain jumlah wirausaha, Puspayoga juga mengklaim kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dari 1,71% tahun 2014 bertambah menjadi 3,99% tahun 2016, dan terakhir menjadi 4,48% pada 2017. “Itu berkat kerjasama kita dengan semua pihak, DPR, swasta, kepala daerah, BUMN. Walaupun dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki,” katanya.


Asal tahu saja, pagu Kementerian Koperasi dan UKM tahun anggaran 2017 sebesar Rp 960,77 miliar. Realisasi anggaran hingga akhir tahun sebesar Rp 880,68 miliar atau sebesar 91,66%. Sedangkan tahun 2018, pagu Kemkop UKM berkurang menjadi Rp 944,53 miliar. Hingga 31 Mei realisasinya sebesar Rp 30,03%.

“Untuk meningkatkan serapan kita sudah buatkan target bulanan, jadi setiap bulan sudah ada target sekian persen dan untuk bulan Mei yang kami laporkan adalah 30,03% itu sebenarnya sudah di atas target,” ujar Puspayoga.

Ketua Komisi VI DPR RI Teguh Juwarno menyatakan peningkatan rasio kewirausahaan maupun kontribusi koperasi terhadap PDB tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan Kementerian Koperasi dan UKM dalam membina koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah.

“Saya apresiasi menteri, karena menyatakan dengan yakin bahwa kontribusi koperasi terhadap PDB 2017 menjadi di atas 4% dan jumlah entrepreneur kita 7%. Ini salah satu kunci sukses kementerian,” ucap Teguh.

Ke depan, Teguh lebih mendorong Kemkop dan UKM fokus membina koperasi sektor produktif ketimbang koperasi simpan pinjam (KSP), agar bisa memberikan multiplier effect terhadap perekonomian Indonesia. Cara inilah yang sudah diterapkan di beberapa negara maju seperti Prancis, Belanda dan Selandia Baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi