MenkopUKM Teten Minta E-Commerce Berkomitmen Mendukung UMKM



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki meminta platform digital dalam hal ini e-commerce berkomitmen dalam mendukung produk UMKM.

Menurutnya, UMKM dikhawatirkan bisa mati jika dihantam oleh produk luar dengan harga yang murah di ranah e-commerce. Oleh karenanya, Ia meminta agar platform digital tak hanya Tiktok harus memiliki komitmen untuk juga membantu UMKM di Indonesia.

"Saya kira mereka juga harus punya kepedulian, empati, dan mendukung UMKM kita. Jangan kemudian dihantam produk UMKM kita dengan produk-produk dari luar yang sangat murah kemudian mati," kata Teten ditemui di Kementerian Koperasi dan UKM, Kamis (14/9).


Ia mengingatkan, UMKM memiliki kontribusi sebesar 97% terhadap lapangan kerja. Oleh sebab itu, jika sektor ini mati maka dikhawatirkan akan berdampak ke peningkatan pengangguran. Bahkan dampak lain ialah daya beli masyarakat akan turun dan pasar menjadi lesu.

Baca Juga: Pengaturan Social-Commerce Tunggu Revisi Permendag 50/2020

"Jadi jangan dibenturkan juga antara seller dengan UMKM yang produksi. Mungkin seller, influencer, sekarang banyak menarik benefit dari penjualan di online, tapi di sisi lain kita melihat bahwa ada UMKM-UMKM produksi yang sekarang ngga bisa bikin produksi lagi. Lumpuh. Kami udah panggil para seller yang di Tiktok dipanggil. mereka bilang udah ngga bisa bersaing," jelasnya.

Ia menjelaskan, 56% pasar e-commerce di Indonesia dikuasai asing, artinya pelaku domestik hanya berkontribusi 44%.

KemenkopUKM sendiri kata Teten sudah melakukan pertemuan dengan pihak Tiktok. Dari pertemuan tersebut Teten mengatakan, pihaknya menginginkan adanya informasi dari mana asal produk yang dijual dari para seller di platform Tiktok.

"Kita udah ketemu sama Tiktok dan kita ingin kerjasama. Kita ada koperasi. Saya bilang, 'kenapa ini harga begitu murah? ini kan memukul UMKM kita. Pasti tidak akan bisa bersaing dengan harga yang semurah itu. hampir ngga masuk akal. jadi biaya logistik, biaya produksi, nah ini kenapa?'. Karena itu, waktu itu boleh ngga kita tahu ini produk yang dijual di para seller di Tiktok itu barangnya dari mana," jelas Teten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto