Menlu AS Peringatkan Israel Soal Ancaman Isolasi Global Jika Terus Menyerang Rafah



KONTAN.CO.ID - TEL AVIV. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken memperingatkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa Israel berisiko mengalami isolasi global jika terus melanjutkan rencana serangan darat ke kota Rafah, Palestina, di Jalur Gaza.

Blinken bertemu langsung dengan Netanyahu selama misi perdamaian ke Timur Tengah di tengah akibat serangan Israel di Gaza yang dikuasai Hamas.

“Kami memiliki tujuan yang sama dengan Israel untuk mengalahkan Hamas. Namun, operasi darat militer besar-besaran di Rafah bukanlah cara untuk mencapainya,” kata Blinken kepada wartawan di Tel Aviv.


“Ini berisiko membunuh lebih banyak warga sipil, berisiko menimbulkan kekacauan yang lebih besar dengan penyediaan bantuan kemanusiaan, berisiko semakin mengisolasi Israel di seluruh dunia dan membahayakan keamanan dan kedudukan jangka panjang mereka,” tambah Blinken.

Baca Juga: Rusia dan China Memveto Resolusi Gencatan Senjata di Gaza yang Diajukan AS

Netanyahu mengatakan sebelumnya bahwa Israel akan mengambil tindakan sendiri jika Washington tetap menentang rencana untuk menyerang Rafah melalui pagar perbatasan selatan wilayah tersebut, di mana lebih dari satu juta warga Gaza mengungsi di tempat penampungan sementara.

Pemimpin Israel tersebut mengatakan dia mengatakan kepada Blinken bahwa dia menghargai dukungan AS dalam perjuangannya melawan Hamas dan bahwa Israel menyadari perlunya melindungi warga sipil.

“Saya juga mengatakan bahwa kita tidak punya cara untuk mengalahkan Hamas tanpa pergi ke Rafah dan melenyapkan sisa batalion di sana. Dan saya mengatakan kepadanya bahwa saya berharap kami akan melakukannya dengan dukungan AS. Namun jika harus, kami akan melakukannya sendiri,” katanya dalam pernyataan video kepada wartawan.

Israel mengatakan Rafah adalah benteng terakhir militan Hamas dan berencana mengevakuasi warga sipil sebelum serangan terjadi. 

Namun Washington mengatakan serangan darat merupakan sebuah kesalahan dan menimbulkan banyak kerugian bagi para pengungsi di sana.

Editor: Tendi Mahadi