Menlu tak khawatirkan ancaman boikot Australia



BOGOR. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengaku tak khawatir dengan ancaman pemerintah Australia yang akan memboikot perjalanan wisata warganya ke Indonesia karena tidak membatalkan hukuman mati terhadap dua warganya, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.

"Saya kira orang-orang Australia akan cukup cerdik menentukan ke mana mereka akan berlibur," kata Retno usai Rapat dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Senin.

Retno justru mempertanyakan cara pemerintah pemerintah Australia mencegah warga negaranya untuk berkunjung ke suatu tempat.


"Saya ngak bisa kebayang bagaimana caranya. Jadi sekali lagi rakyat Australia akan cerdik untuk menentukan ke mana mereka akan berlibur," tegasnya.

Retno menjelaskan bahwa pemerintah akan konsisten untuk melakukan hukuman mati karena tidak ada satupun yang dilanggar oleh Indonesia dalam hal ini.

"Jadi pesan itu kita sampaikan secara konsisten di semua komunikasi, baik komunikasi melalui telepon maupun surat. Jadi kita paham posisi mereka, mereka juga paham posisi kita mengenai kebijakan-kebjikan yang diambil oleh pemerintah Indonesia," ungkapnya.

Retno juga mengungkapkan bahwa dirinya sudah melakukan pembicaraan dengan menteri luar negeri Australia berkaitan dengan kedaulatan suatu negara untuk menjalankan penegakan hukumnya.

"Indonesia selalu bersahabat dengan negara manapun tapi pada sisi lain kita juga mengatakan bahwa 'law enforcement' tetap dilakukan," katanya.

Retno juga mengungkapkan Kementerian Luar Negeri telah menyampaikan ke presiden untuk mendukung penuh peningkatan sektor pariwisata.

"Saya tadi sudah laporkan kepada presiden, misalnya untuk pelayanan visa, perwakilan-perwakilan kita di luar negeri sebagian sudah memakai online navigation," katanya.

Retno mencontohkan pelayanan Visa maksimal tiga hari kerja sudah selesai dan melakukan pelayanan yang bersahabat, cepat, tepat, akurat dan akuntabel.

"Jadi kami di garda paling depan siap mendukung promosi wisata indoensia," kata Retno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa