Menolak stimulus, Wall Street keok



NEW YORK. Kamis (5/7), bursa efek Amerika Serikat (AS) dibuka terbakar. Di awal transaksi, tiga personel Wall Street sudah terbenam cukup dalam.

Rinciannya, Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 75,45 poin atau 0,58% ke 12.878,21. Indeks S&P 500 mundur 9,29 poin atau 0,68% ke 1.364,73 dan bursa teknologi Nasdaq minus 6,81 poin atau 0,23% ke 2.969,27.

Wall Street tak memapan distimulus oleh banyaknya kebijakan bank sentral dalam satu hari. Kamis (5/7) dua bank sentral yakni European Central Bank (ECB) dan People's Bank of China (PBOC) menurunkan suku bunga untuk memacu pertumbuhan ekonomi.


"Pasar kecewa setelah Presiden ECB, Mario Draghi justru memfokuskan prediksi, akan ada perlambatan ekonomi ke depan," ujar Mike Ryan, chief investment strategist UBS Wealth Management Americas.

Menurutnya, pasar juga tak mau bertaruh besar pada pasar efek lantaran kekhawatiran laju pengangguran akan tetap tinggi saat ekonomi lambat. "Beberapa waktu terakhir, paparan data di Amerika cukup menggembirakan, tapi saya tidak berpikir hal itu bisa mengubah dinamika ke depan," lanjut Ryan.

Saat ini, pasar lebih memilih wait and see laporan jumlah pengangguran yang akan dipaparkan besok. Spekulasi di pasar berkembang, kuartal dua ini, laju lapangan pekerjaan baru ada di kecepatan paling lambat. Memang rekrutmen oleh perusahaan swasta sudah mencapai 100.000. Namun rasio angka pengangguran yang bertahan di atas level 8% selama 40 bulan berturut-turut bukanlah suatu pertanda baik. Juni, tingkat pengangguran di kawasan Paman Sam kemungkinan mencapai 8,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: