KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sepekan kemarin, kinerja IHSG turun 2,11% ke 6.949,92 hingga Jumat (17/6). Infovesta Utama dalam laporan mingguannya menyebut, pelemahan ini didorong faktor keputusan kebijakan Federal Reserve yang menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 1,75%. Meskipun kebijakan suku bunga ini diambil untuk menekan inflasi yang dikhawatirkan menimbulkan resesi global, hal tersebut rupanya cukup mengguncang pasar. The Fed tidak menutup kemungkinan bahwa kebijakan kenaikan suku bunga masih akan berlanjut dalam jangka pendek. Infovesta Utama menambahkan, bersamaan sentimen tersebut, dari dalam negeri rilis data surplus perdagangan Indonesia periode Mei yang lebih rendah dari ekspektasi dan peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia mengakibatkan rupiah tergelincir cukup dalam selama sepekan terakhir sebesar 1,84% ke level Rp 14.823 per dolar AS.
Baca Juga: Reksadana Pasar Uang Jadi Satu-Satunya Reksadana yang Positif Sepekan Terakhir Selain itu, pasar memprediksikan kebijakan BI rate pekan depan akan kenaikan suku bunga yang dapat mempengaruhi pergerakan terhadap pasar “Kami melihat kebijakan The Fed atas kenaikan suku bunga merupakan langkah memerangi inflasi yang terlalu tinggi. Kenaikan inflasi di US ini salah satunya karena gangguan rantai pasokan perdagangan akibat invasi perang Ukraina Rusia yang belum kunjung usai serta pent-up demand (permintaan meningkat drastis) setelah Covid-19,” kata Infovesta Utama dalam rilisnya, Senin (20/6). Di satu sisi, Infovesta Utama menilai, meskipun rilis data pertumbuhan terakhir belum sesuai harapan, namun secara umum pasar melihat data-data ekonomi Indonesia masih cukup solid. Di sisi lain kenaikan harga komoditas turut memberikan sentimen positif terhadap pasar. Naiknya outlook rating Indonesia dari negatif menjadi stabil juga menjadi faktor pendukung lainnya. Baca Juga: Cermati Sinyal Berikut Ini Agar Tidak Tersangkut di Saham Gocap