Menpar ajak asing bangun bandara di Bali utara



NUSA DUA. Menteri Pariwisata Arief Yahya mendorong terlaksananya pembangunan bandara baru yang rencananya dibangun di kawasan Bali utara. Sebab, Bandara Ngurah Rai hanya dilengkapi satu landasan pacu, sehingga lalu lintas penerbangan sangat padat.

"Bali adalah model pariwisata Indonesia, benchmark (standar ukur) pariwisata, tetapi di Bali hanya ada satu runway bandaranya dan itu adanya di Bali selatan," kata Arief usai menjadi pembicara dalam "Regional Investment Forum 2017" di Nusa Dua, Bali, Kamis (23/2).

Menurut Arief, Presiden Joko Widodo, saat ini tengah gencar melakukan pemerataan pembangunan infrastruktur di Tanah Air. "Tidak adil rasanya jika terlalu fokus di Bali selatan," ucapnya.


Untuk investasi, Arief mengusulkan investor asing dapat menanamkan modalnya untuk membangun bandara yang digadang-gadang memiliki dua landasan pacu di Bali utara itu. Namun, ia menekankan agar investasi tersebut bekerja sama dengan investor dalam negeri, khususnya BUMN, misalnya Angkasa Pura I Indonesia Timur, yang menjadi leading sector.

Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta dalam kesempatan yang sama mengatakan, pihaknya saat ini tengah menunggu hasil presentasi dari dua investor untuk bisa diberikan izin lokasi untuk pelaksanaan pembangunan.

"Investor sudah ada dua, yakni dalam dan luar negeri dan akan kami bagi dengan BUMN, karena tidak mungkin investor luar negeri bisa menguasai pembangunan infrastruktur di Bali," katanya.

Sudikerta menjelaskan, investor tersebut, yakni Angkasa Pura dan Airport Kinesis dari Kanada. Dengan rencananya konsep bandara dibangun di tengah laut agar tidak banyak mengambil lahan produktif.

Sudikerta mengatakan, untuk menunjang pembangunan bandara tersebut telah dirancang pembangunan infrastruktur tol yang tembus langsung ke Bali utara dan rencana pembangunan wisata marina dan wisata spiritual di Buleleng barat.

(Dewa Wiguna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini