Menperin dorong manufaktur berinovasi



JAKARTA. Kementerian Perindustrian mendorong industri mesin dan perlengkapan manufaktur untuk terus berinovasi dengan menerapkan teknologi terkini. Pasalnya industri mesin berperan penting dalam menunjang kegiatan proses produksi sebuah perusahaan untuk menghasilkan barang berkualitas.

“Dengan menggunakan teknologi canggih, sehingga akan menciptakan mesin dan perlengkapan yang efisien dan menjadi solusi praktis bagi perusahaan,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Haris Munandar pada pembukaan Manufacturing Indonesia Series 2016: The 27th International Manufacturing, Machinery, Equipment, Materials and Services Exhibition di Jakarta, Rabu (30/11) seperti dilansir dari keterangan resminya kepada KONTAN, Rabu (30/11).

Dukungan pemerintah dalam mengembangkan potensi alat dan mesin manufaktur dalam negeri nampak dalam program-program unggulan yang berbasis pada peningkatan nilai tambah.


”Program yang tengah dilaksanakan oleh Pemerintah antara lain pembangunan proyek ketenagalistrikan 35.000 megawatt (MW) dan program kedaulatan pangan melalui penambahan lahan sawah baru seluas 1 juta hektare,” tutur Haris.

Di samping itu, Haris minta agar belanja modal Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pemerintah dapat dialokasikan untuk membeli alat dan mesin manufaktur dalam jumlah besar. Khususnya industri mesin perkakas.

Sedang kepada pelaku industri mesin dan perlengkapan manufaktur global, Haris berharap, agar Indonesia tidak hanya sebagai tujuan pasar saja. Dia ingin agar Indonesia dapat dijadikan basis produksi investor asing sehingga hubungan Indonesia dengan negara-negara prinsipal pengembangan teknologi dapat terjalin erat di masa mendatang.

Industri Manufaktur jadi Penopang Ekonomi

Sementara itu, Project Director PT. Pamerindo Indonesia Maysia Stephanie selaku pihak penyelenggara, merespons positif laju perkembangan industri manufaktur Indonesia pada akhir tahun 2016. Menurutnya, industri manufaktur merupakan sektor yang cukup stabil dan menjadi salah satu penopang perekonomian negara di tengah ketidakpastian perekonomian dunia dengan tingkat pertumbuhan yang positif.

“Kami ketahui bahwa di awal tahun kondisi ekonomi sempat tidak stabil, namun setelah masuk kuartal III pergerakan ekonomi kita semakin membaik. Ada semacam optimisme dari industri manufaktur untuk kembali bergeliat dan meningkatkan kualitas outputnya untuk tahun depan,” terang Maysia.

Pameran Manufacturing Indonesia Series 2016: The 27th International Manufacturing, Machinery, Equipment, Materials and Services Exhibition dilaksanakan pada tanggal 30 November-3 Desember 2016 ini. Pameran berskala internasional ini diikuti lebih dari 2.000 perusahaan dari 31 negara. Beberapa negara peserta pameran antara lain China, Jepang, Korea, Singapura, Taiwan, Thailand, India, dan Jerman.

Pameran ini didukung oleh Kementerian Perindustrian, Asosiasi Industri Mould & Die Indonesia (IMDIA), Asosiasi Mesin Perkakas Indonesia (ASIMPI), Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM), Asosiasi Industri Perkakas Presisi (AIPPINDO), Asosiasi Pengerjaan Logam & Permesinan (ASPEP), Gabungan Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia (GAMMA), serta Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia (APLINDO).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia