KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gelaran Hannover Messe 2023 membawa dampak positif terhadap peningkatan investasi di Indonesia. Pada ajang pameran teknologi industri terbesar di dunia tersebut, terdapat sejumlah kesepakatan kerja sama yang akan ditandatangani oleh pemerintah dan pelaku bisnis. “Perjanjian kerja sama ini merupakan capaian dari salah satu sasaran partisipasi Indonesia sebagai
partner country Hannover Messe 2023, yaitu terwujudnya kerja sama industri dan penanaman modal asing,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya, Selasa (18/4). Menperin menyebutkan, terdapat 27 perjanjian kerja sama yang ditandatangani pihak Indonesia pada perhelatan Hannover Messe 2023, meliputi satu kesepakatan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jerman atau
government to government (G to G).
Selanjutnya, empat kesepakatan secara
government to business (G to B) atau pemerintah dengan pelaku bisnis, dan sebanyak 22 kesepakatan yang dilakukan secara
business to business (B to B) atau kerja sama yang terjadi antar perusahaan. Total nilai komitmen kerja sama investasi tersebut lebih dari US$ 1,9 miliar.
Baca Juga: Laba Bersih Astra Otoparts (AUTO) Kuartal I-2023 Melejit 92,13%, Ini Faktor Utamanya “Adapun 75% dari peserta penandatanganan MoU itu berasal dari
co-exhibitor Hannover Messe 2023, dan sisanya di luar
co-exhibitor. Hal ini menunjukkan bahwa antusiasme
co-exhibitor untuk menjalin kerja sama dengan mitra cukup tinggi,” ungkapnya. Agus menyampaikan, kesepakatan G to G yang ditandatangani adalah Pernyataan Kehendak Bersama (
Joint Statement Declaration of Intent/JDoI) antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI dengan Kementerian Federal Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim (
Federal Ministry for Economic Affairs and Climate Action/BMWK) Jerman tentang Kerja Sama Ekonomi Bersama (
Joint Economic Cooperation). Kemudian, untuk lingkup kerja sama secara G to B, di antaranya meliputi peningkatan sumber daya manusia dalam pembangunan dan transformasi industri 4.0, pengelolaan limbah menjadi energi, pengelolaan limbah dengan menggunakan sirkular ekonomi, serta kolaborasi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Sedangkan, area kerja sama yang dilakukan secara B to B antara lain terkait pengelolaan teknologi energi yang berkesinambungan, serta investasi tentang penggunaan energi solar, pengembangan semikonduktor, peralatan medis dan keamanan industri manufaktur. Adapula kerja sama tentang pengelolaan limbah menjadi energi, pendirian pusat pabrik kimia dan
molding, pendirian pusat pembelajaran, kerja sama dalam ekosistem pengisian ulang kendaraan listrik (
electric vehicle-EV) dan informasi digital industri 4.0. “Selain itu, pengembangan
Internet of Things (IoT), mesin
Computerized Numerical Control (CNC)
milling dan sistem pembelajaran tentang ventilator medis, solusi digital untuk Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan servis secara digital, serta kerja sama pembuatan radar. Para pihaknya terdiri dari berbagai macam perusahaan swasta dan juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” sebut Agus. Pada kesempatan tersebut, Menperin memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah menyatakan komitmennya dalam upaya peningkatan investasi di Indonesia. Upaya ini diyakini akan mengakselerasi peningkatan daya saing industri dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Juga: Ramadan dan Idul Fitri Mengangkat Kinerja Sektor Barang Konsumsi di Kuartal I-2023 “Penandatanganan kerja sama industri ini dapat membawa banyak perubahan dalam peningkatan industri di berbagai bidang dan juga membuka akses pasar industri yang lebih luas,” ujarnya. Hannover Messe 2023 dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan kekuatan teknologi industri nasional serta mendorong keterhubungan industri Indonesia dengan jejaring rantai suplai global. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya dipandang sebagai negara yang memiliki potensi kekuatan pasar dunia, namun juga memiliki arti dan peranan penting dalam kontribusinya menunjang perkembangan teknologi industri dan pendukungnya. Indonesia menargetkan empat agenda utama pada keikutsertaannya dalam ajang Hannover Messe tahun ini. Pertama, untuk mengenalkan visi Indonesia pada peta jalan Making Indonesia 4.0. Kedua, mempromosikan kerja sama industri. Ketiga, mempromosikan investasi dan ekspor. Terakhir, untuk meningkatkan hubungan kerja sama bilateral dengan Jerman dan memasuki jejaring rantai suplai global. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi