Menperin: Sektor riil tidak boleh terhenti



JAKARTA. Kondisi makro ekonomi yang kurang baik seperti naiknya suku bunga acuan (BI rate) yang berdampak pada kenaikan lending rate, membuat perbankan menahan kredit untuk para manufaktur. Saat ini pemerintah sedang menjalankan tight money policy atau politik uang ketat. "Itu terbukti dari para bankir yang menahan pengucuran kredit. Beberapa kawan pengusaha yang sudah menandatangi kredit (loan) juga ditunda dulu pencairannya," kata MS Hidayat di Kantornya Selasa (26/11). "Saya hanya menghimbau bahwa riil sektor enggak boleh berhenti karena epicentrum dari pertumbuhan ekonomi ketika riil sektornya bergerak,"ujarnya. Ia berharap semoga dengan kondisi seperti ini tidak membuat perekonomian melambat dan tingkat pertumbuhan jadi turun. Baginya kalau pertembuhan ekonomi nasional turun dapat mengakibatkan banyaknya pengangguran  (unemployment). "Itu yg harus kita jaga keseimbangannya," tuturnya. Hidayat optimistis manufaktur dapat meningkat jika pertumbuhan ekonomi Indonesia dibawah 6%. "Manufaktur masih bisa bertahan tetapi pertumbuhan ekonomi kita jangan sampai 5,6%. Itu saya takut banyak kegiatan terhenti sehingga mengakibatkan banyak pengangguran," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.