Kemperin dorong industri mamin melakukan diverfikasi ke pasar ekspor



KONTAN.CO.ID -TANGERANG. Menteri Perindustrian optimistis, industri makanan dan minuman nasional mampu melakukan terobosan inovasi produk. Upaya ini guna memenuhi selera konsumen dalam dan luar negeri. Terlebih lagi adanya implementasi industri 4.0, dengan pemanfaatan teknologi terkini dinilai dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan kompetitif.

“Untuk itu, kami memberikan apresiasi kepada PT Mayora Indah Tbk yang telah menjadi salah satu perusahaan percontohan di Indonesia dalam penerapan industri 4.0 di sektor industri makanan dan minuman,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, Senin (18/2).

Airlangga mengaku bangga atas capaian Mayora yang telah mengekspor sebanyak 250.000 kontainer produknya ke lebih dari 100 negara. Adapun pasar ekspornya saat ini menyumbang sebesar 50% terhadap total penjualan perseroan yang mencapai lebih dari Rp 35 triliun.


Beberapa produk unggulan Mayora yakni, permen kopiko yang menjadi market leader dan produk kopi instan torabika yang menjadi nomor satu di pasar Filipina, Rusia, dan Lebanon. Saat ini, Mayora telah memiliki sebanyak 29 pabrik, 24 di antaranya tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan lima pabrik berada di luar negeri. Perusahaan menyerap tenaga kerja sebanyak 51 ribu orang, dengan lebih dari 20 karyawan asal Indonesia bekerja di pabrik luar negeri. Melalui proses produksinya, Mayora juga memberdayakan hingga 70.000 petani kopi, singkong, dan jagung. Lebih lanjut Airlangga menyatakan, pihaknya terus mendorong diversifikasi produk industri untuk mengisi pasar ekspor. “Kami melihat industri semakin agresif untuk membuka akses pasar baru dan meningkatkan nilai ekspornya. Hal ini seiring komitmen pemerintah menciptakan iklim usaha yang kondusif dan memberikan kemudahan perizinan termasuk prosedur ekspor,” ujarnya. Sebagai informasi, di kancah global ekspor produk kopi olahan nasional terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2016, ekspor kopi mencapai 145.000 ton atau senilai US$ 428 juta, kemudian meningkat hingga 178.000 ton atau senilai US$ 487 juta pada tahun 2017.

Pada tahun 2018, terjadi lonjakan peningkatan ekspor hingga 21,49% atau sebanyak 216.000 ton dengan nilai 19,01% atau mencapai US$ 580 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini