Mentan jamin daging kerbau impor tak ganggu pasar



JAKARTA. Masuknya daging kerbau impor dari India berpotensi mengganggu pangsa pasar daging sapi dan kerbau lokal. Sebab harga daging kerbau asal India ini dijual eceran rata-rata Rp 65.000 per kilogram (kg). Dengan harga itu, maka harga daging lokal yang mencapai rata-rata di atas Rp 120.000 per kg akan tergusur. Kondisi ini tentu saja mengkhawatirkan peternak lokal. Menjawab kekhawatiran tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta agar peternak lokal tidak takut terhadap serbuan daging impor asal India tersebut. Ia menjamin daging impor ini tidak masuk ke pasar lokal yang selama ini telah menjual daging lokal. "Pemerintah harus melindungi petani lokal dengan melarang adanya penjualan daging impor ke daerah," ujar Mentan akhir pekan ini. Amran mengatakan, daging impor asal India itu 95% akan dijual di Jabodetabek. Pasar di Jabodetabek selama ini memang selalu diisi dengan sapi impor, baik itu dari daging impor maupun sapi bakalan yang diimpor kemudian digemukkan di dalam negeri. Mentan menjelaskan, dibukanya pintu impor daging kerbau ini berdasarkan pada kebutuhan masyarakat. Bila masyarakat membutuhkan, maka sudah menjadi tugas pemerintah untuk menyediakannya. Apalagi saat ini, harga daging sapi di pasar lokal masih bertahan tinggi di kisaran Rp 120.000 per kg. Dengan masuknya daging kerbau impor ini, Amran optimis harga daging akan turun. Ia bilang, saat ini harga daging sapi yang dijual di pasar rata-rata Rp 70.000 hingga Rp 75.000 per kg. Daging yang dimaksud Mentan adalah daging sapi beku yang diimpor para importir. Harga daging ini sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo yang meminta harga daging sapi di bawah Rp 80.000 per kg. Amran mengambil contoh salah satu industri yang menjual harga daging sapi rata-rata di bawah Rp 80.000 adalah PT Indoguna Utama dan sejumlah importir daging lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan