JAKARTA. Awal 2017 pemerintah dibuat sibuk dengan adanya persoalan harga cabai dan pasokan yang terjadi saat ini, dan masih menjadi polemik yang belum mencapai titik temu yang jelas. Baik dari pelaku pasar, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian memiliki pandangan masing-masing terkait sumber masalah naiknya harga cabai. Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri menegaskan, saat ini tengah terjadi fenomena psikologi pasar yang terjadi akibat penurunan pasokan cabai bersamaan dengan penurunan konsumsi masyarakat dan berimbas pada meningkatnya harga cabai secara signifikan.
"Ini ada psikologi pasar, kami sedang mendalami apakah ini terjadi penurunan pasokan yang cukup tinggi, tetapi dibeberapa daerah hampir separuh atau 50 persen berkurang (pasokan)," ujar Abdullah kepada Kompas.com, Kamis (5/1). Namun demikian, pihaknya masih percaya walaupun pasokan cabai di beberapa daerah mengalami penurunan, tetapi di daerah lain ada yang produksinya berlebih dan memungkinkan untuk dilakukan subsidi silang kepada daerah yang membutuhkan. "Walaupun seperti itu (pasokan berkurang) kami masih yakin ada daerah-daerah yang sebenarnya masih cukup untuk dibagikan ke daerah lain yang membutuhkan. Ini masih bisa sebenarnya dilakukan subsidi silang dari daerah ke daerah lain, dan data ini sebenarnya pemrintah yang tahu," tambah Mansuri. Di lain pihak, Pemerintah mengakui pasokan cabai tidak mengalami gangguan walaupun beberapa daerah sentra penghasil komoditas tersebut mengalami kendala panen karena adanya musim penghujan. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, stok cabai secara nasional masih aman dan ketersediaan cabai tidak mengalami kekurangan. "Masih aman, cabai aman," kata Amran di sela-sela Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis, (5/1). Dia menegaskan, pihaknya telah melakukan pemetaan harga cabai di seluruh Indonesia. Dan persoalan kenaikan yang terjadi bukanlah soal pasokan yang kurang. "Persoalannya sekarang, ada cabai, tapi sulit panen. Kenapa? Musim hujan yang berkepanjangan, La Nina. Tapi cabai ada di lapangan," ungkap Amran. Secara tegas Amran menyatakan tidak akan melakukan impor cabai karena ketersediaan cabai cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. "Ini soal mengelola saja nanti. Arahan Bapak Presiden, arahan Bapak Menko, distribusinya kami perbaiki," tuturnya.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, stok cabai di beberapa daerah alami kelebihan pasokan dan akan didistribusikan ke daerah yang kekurangan. Hal ini berbanding terbalik dengan pernyataan Menteri Amran yang mengatakan tidak ada persoalan terkait pasokan cabai. Enggar menjelaskan, telah meminta jajarannya untuk segera mendistribusikan cabai yang ada di daerah-daerah dengan pasokan berlebih. "Tidak banyak jumlahnya (yang kekurangan), hanya di Samarinda dan Balikpapan. Di Manado, Gorontalo, harga murah sekali. Mereka
over supply. Di Cianjur juga murah," kata Enggar. (Pramdia Arhando Julianto) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie