JAKARTA. Ketegangan hubungan antara Indonesia dan Australia belum menunjukkan titik terang hingga saat ini. Akibat ketegangan tersebut, sejumlah kerjasama antara kedua negara dihentikan dan beberapa kerajasama lainnya mulai terganggu, salah satunya impor daging sapi. Menteri Pertanian Suswono mengatakan, pemerintah tidak bisa memaksa para importir menghentikan impor daging dari Australia. Namun, dia mengimbau agar para impotir menyesuaikan diri dengan kebijakan pemerintah Indonesia. Saat ini, kata Suswono, Pemerintah juga mulai menghentikan ketergantungan impor daging dari Australia dengan melirik negara lain dan memberdayakan peternak lokal. "Jadi sebaiknya, para importir menyesuaian diri dengan kebijakan pemerintah. Mereka bisa berkonsentrasi dulu memanfaatkan sumber-sumber potensi peternak lokal," tutur Suswono di Kantor Presiden, Kamis (19/12). Suswono mengatakan, sejak pemerintah membuka akses seluas-luasnya importasi daging, banyak importir yang memutus kontrak dengan peternak lokal. Namun, karena ada ketegangan hubungan antara Indonesia dan Australia, sebaiknya mereka kembali menjalin hubungan dengan peternak lokal untuk memenuhi kebutuhan daging dalam negeri. Politisi PKS ini juga berharap meskipun para importir mulai membatasi impor daging dari Australia, tapi harga daging dalam negeri harus tetap terjaga. Ia juga mendorong agar para importir mendesak rekan sesama mitra dagang mereka di Australia agar mendesak pemeritah mereka tidak melakukan hal-hal yang merugikan negara lain. Suswono mengatakan, saat ini pemerintah tengah melirik sejumlah negara lain untuk mengimpor daging sapi dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri. Ia mengambil contoh Brasil, khususnya bagian utara yang bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) dan sapi gila. Namun pemerintah akan berupaya, ke depannya Indonesia tetap bisa swasembada daging. Jadi, saat ini pemerintah tengah mencari negara yang memiliki bibit-bibit sapi yang sehat dan bagus sehingga bisa diternakkan dan dikembangkan di dalam negeri.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mentan minta pengusaha berdayakan daging lokal
JAKARTA. Ketegangan hubungan antara Indonesia dan Australia belum menunjukkan titik terang hingga saat ini. Akibat ketegangan tersebut, sejumlah kerjasama antara kedua negara dihentikan dan beberapa kerajasama lainnya mulai terganggu, salah satunya impor daging sapi. Menteri Pertanian Suswono mengatakan, pemerintah tidak bisa memaksa para importir menghentikan impor daging dari Australia. Namun, dia mengimbau agar para impotir menyesuaikan diri dengan kebijakan pemerintah Indonesia. Saat ini, kata Suswono, Pemerintah juga mulai menghentikan ketergantungan impor daging dari Australia dengan melirik negara lain dan memberdayakan peternak lokal. "Jadi sebaiknya, para importir menyesuaian diri dengan kebijakan pemerintah. Mereka bisa berkonsentrasi dulu memanfaatkan sumber-sumber potensi peternak lokal," tutur Suswono di Kantor Presiden, Kamis (19/12). Suswono mengatakan, sejak pemerintah membuka akses seluas-luasnya importasi daging, banyak importir yang memutus kontrak dengan peternak lokal. Namun, karena ada ketegangan hubungan antara Indonesia dan Australia, sebaiknya mereka kembali menjalin hubungan dengan peternak lokal untuk memenuhi kebutuhan daging dalam negeri. Politisi PKS ini juga berharap meskipun para importir mulai membatasi impor daging dari Australia, tapi harga daging dalam negeri harus tetap terjaga. Ia juga mendorong agar para importir mendesak rekan sesama mitra dagang mereka di Australia agar mendesak pemeritah mereka tidak melakukan hal-hal yang merugikan negara lain. Suswono mengatakan, saat ini pemerintah tengah melirik sejumlah negara lain untuk mengimpor daging sapi dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri. Ia mengambil contoh Brasil, khususnya bagian utara yang bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) dan sapi gila. Namun pemerintah akan berupaya, ke depannya Indonesia tetap bisa swasembada daging. Jadi, saat ini pemerintah tengah mencari negara yang memiliki bibit-bibit sapi yang sehat dan bagus sehingga bisa diternakkan dan dikembangkan di dalam negeri.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News