KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan ketersediaan hewan ternak menjelang hari raya Idul Adha dalam kondisi yang cukup aman. Ia menyebut, wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak tidak memiliki pengaruh besar atau dampak buruk terhadap ketersediaan. "Ketersediaan menghadapi Idul Qurban beberapa bulan ke depan semua sudah dalam proses persiapan yang sebaik-baiknya. Tentu kita juga berharap daerah-daerah yang terkena langsung melakukan lockdown," kata Syahrul dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (19/5).
Baca Juga: Kementan Alokasikan Rp 48 Miliar untuk Pencegahan dan Pengendalian PMK Syahrul menambahkan, kebijakan
lockdown dapat dilakukan oleh posko darurat cepat tanggap yang dikordinir langsung oleh para kepala daerah baik bupati maupun walikota. Posko tersebut nantinya akan terhubung langsung dengan Gubernur sampai pemerintah pusat. Menurut Syahrul, pengobatan terhadap hewan ternak yang terkonfirmasi positif PMK merupakan upaya pemerintah dalam merespon PMK secara cepat agar tidak menular terhadap hewan lainya. Syahrul mengatakan, upaya penyembuhan hewan ternak yang terjangkit wabah PMK sudah dilakukan secara masif sehingga tingkat kematiannya bisa ditekan secara maksimal. Oleh karena itu, Ia meminta agar masyarakat tidak perlu panik karena pemerintah terus bekerja secara cepat. Syahrul menyebut, proses yang saat ini terus berjalan antara lain melakukan intervensi obat-obatan seperti vitamin, antibiotik dan termasuk obat herbal yang biasa dibuat dengan kearifan lokal daerah tertentu. "Alhamdulillah yang dipakai ternyata penyembuhannya sangat cepat," ujar Syahrul. Anggota Komisi IV DPR RI, Sutrisno mengapresiasi upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam melakukan penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) secara cepat dan tepat.
Baca Juga: Mentan Syahrul Optimistis PMK Dapat Segera Diatasi Menurutnya upaya tersebut meliputi pemberian obat dan pendampingan terhadap para peternak yang dilakukan secara responsif hampir di semua daerah. Meski demikian, Sutrisno meminta agar pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian untuk melakukan penelusuran dari mana wabah ini berasal. Berikutnya melakukan proteksi di semua kabupaten dan kota se-Indonesia. "Perlu melakukan pemetaan dari mana sumbernya. Misalnya sapi yang positif PMK di Sumedang dikatakan berasal dari Purwakarta. Oleh karena itu Purwakarta segera dilakukan proteksi. Tentunya ke depan peningkatan pengawasan ini agar benar-benar dilakukan secara cepat," kata Sutrisno. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto