Mentan pastikan tidak ada lagi impor jagung



JAKARTA. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan tidak akan ada lagi impor jagung pada tahun ini dan tahun depan. Pasalnya, produksi jagung dalam negeri dinilai dapat memenuhi kebutuhan sendiri.

Karena itu, nasib permohonan izin impor jagung yang disampaikan Perum Bulog setelah melakukan perundingan dengan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) akan kandas karena sampai sekarang belum ada pembahasan soal permohonan impor tersebut.

Mentan memastikan sampai bulan Desember 2016 ini, pemerintah tidak akan melakukan impor jagung, karena produksi jagung terus meningkat. Kondisi ini terlihat dari penurunan impor hingga 60% dari tahun lalu. Tahun ini jagung impor yang masuk baru 600.000 ton.


"Sikap kami jelas, kalau ada produksi dalam negeri, maka tidak ada lagi ceritanya kita impor beras," ujar Amran akhir pekan lalu.

Amran menjelaskan untuk mendorong peningkatan produksi jagung dalam negeri, Kementan menjanjikan kalau semua produksi jagung lokal akan diserap oleh Bulog bila harganya jatuh di bawah Rp 3.150 per kilogram (kg) dengan kadar air 15%.

Karena itu, petani tidak perlu lagi khawatir jagung mereka tidak terserap dengan harga yang lebih baik. Selain Bulog, Kementan juga telah menggandeng swasta salah satunya GPMT yang rata-rata membutuhkan 8 juta ton jagung setiap tahun untuk pakan ternak.

Kementan memfasilitasi langsung pertemuan antara industri pakan ternak dengan petani jagung. Untuk itu, Amran meminta agar petani menjual jagung kepada swasta dan Bulog.

Namun ia mengingatkan batas atas harga jagung di tingkat petani sebesar Rp 4.000 per kg. Batas atas itu perlu diterapkan agar industri juga mendapatkan jagung dengan harga yang wajar sehingga petani dan industri sama-sama untung.

Dengan cara ini, Mentan optimis dapat memutus rantai pasok jagung yang panjang yang selam ini kerap membuat harga jagung mahal di industri tapi murah di petani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto