Mentan: Stok beras hingga minggu kedua Maret capai 6,79 juta ton



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pasokan beras aman. Bahkan hingga minggu kedua Maret 2021 terdapat stok beras sebanyak 6,79 juta ton.

"Berdasarkan perhitungan sampai minggu kedua Maret 2021, menunjukkan stok beras yang tersimpan di berbagai tempat seperti Bulog, penggilingan, pedagang, PIBC dan lainnya. Total stok mencapai kurang lebih 6 juta ton," ujar Syahrul dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Kamis (18/3).

Berdasarkan bahan paparan Syahrul dalam rapat tersebut, sebaran stok beras ini terdiri atas Bulog dengan stok sebanyak 870.620 ton, stok di penggilingan sebanyak 1,26 juta ton, di pedagang 617.574 ton, di Pasar Beras Cipinang (PIBC) sebesar 33.791 ton.


Baca Juga: Jaga stabilitas harga pangan, Gubernur Jateng dan Wamendag pacu kinerja SRG

Lalu ada di lumbung pangan masyarakat sebesar 6.328 ton, horeka 296.805 ton dan rumah tangga sebesar 3,7 juta ton.

Adapun, Syahrul juga memastikan bahwa pasokan beras pada hingga Mei 2021 aman, bahkan ketersediaannya surplus lebih dari 12 juta ton. Pasalnya, dari data prognosa dan ketersediaan kebutuhan pangan pokok pada periode Januari hingga Mei 2021, ketersediaan beras sebanyak 244,9 juta ton dan kebutuhannya sekitar 12,3 juta ton.

"Khusus beras surplus yang terjadi karena pada Maret-April 2021 ini memasuki panen raya," jelas Syahrul.

Lebih lanjut, Syahrul pun memperkirakan harga rata-rata beras di tingkat penggilingan dan eceran akan stabil hingga Juni 2021, dengan tren penurunan antara 0,1% hingga 0,2%,

Baca Juga: KKP perkirakan pasokan ikan cukup penuhi kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri

Stabilnya harga beras di awal tahun pun disebut karena pengaruh stok beras nasional yang di akhir 2021 sebanyak 7,4 juta ton, dimana ini mencukupi kebutuhan beras nasional pada bulan Januari-Juni 2021 dan pada Maret-April masuk masa panen dengan perkiraan produksi beras dalam negeri sekitar 9 juta ton.

Selanjutnya: Pemerintah mendorong penggunaan sistem resi gudang untuk pelaku usaha komoditas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi