Menteng Heritage Realty (HRME) akuisisi tiga perusahaan dari hasil IPO



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Menteng Heritage Realty Tbk (HRME) membawakan tiga agenda dalam gelaran Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perdananya di Pomelotel, Jakarta, Selasa (2/7).

Ditemui usai RUPS, Direktur Utama HRME, Christofer Wibisono menjelaskan RUPS berlangsung lancar dengan agenda dasar pembahasan persetujuan laporan keuangan tahunan, dan pengesahan laporan keuangan konsolidasi perseroan untuk tahun buku 2018, menetapkan paket remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan untuk Tahun 2019, dan penunjukan Akuntan Publik Terdaftar di OJK untuk melakukan audit atas laporan keuangan tahun buku 2019.

"Untuk deviden, rencananya kami akan bagikan dua tahun mendatang. Perseroan saat ini masih berfokus untuk back to profitability atau kembali mencatat keuntungan. Itu adalah target kami saat ini. Untuk rasio pembagian dividen sebagaimana tertuang dalam kebijakan perusahaan adalah 20% dari laba bersih," ujarnya kepada Kontan, Selasa (2/7).


Menilik laporan keuangan tahun buku 2018 HRME, perseroan yang belum genap tiga bulan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mendulang pendapatan penjualan sebesar Rp 60,7 miliar atau meningkat 31% dari tahun 2017 di angka Rp 46,1 miliar.

Pendapatan secara dominan atau 52% disumbang dari segmen makanan dan minuman sebesar Rp 31,3 miliar. Lalu segmen okupansi kamar sebesar 46% senilai Rp 27,6 miliar dan lain-lain sebesar 3% atau Rp 1,6 miliar.

Namun perseroan masih mendulang rugi Rp 21 miliar pada 2018. "Setelah initial public offering (IPO) kami mengakuisisi PT Global Samudra Nusantara (GSN) dan PT Wijaya Wisesa Development. Tahun ini, kami fokus meraih target Rp 100 miliar dari akuisisi tersebut. Harapannya kerugian sebesar Rp 21 miliar dapat tertutupi atau setidaknya minus tahun ini dengan langkah tersebut,"lanjut Christofer.

Sebagai informasi, HRME memperoleh dana segar Rp 125,3 miliar dari IPO setelah melepas 20% atau lebih dari Rp 1 miliar sahamnya ke publik pada April 2019. Ke depannya, HRME akan membidik tambahan dana Rp 166 miliar yang didapat dari pendanaan perbankan atau lain-lain.

"Apabila dapat membuat penghematan biaya non operasional tentu akan kami lakukan. Sementara alokasinya akan disesuaikan dengan proyek yg akan dilaksanakan perseroan," imbuh Christofer.

Serapan dana IPO sendiri sudah 100% yang digunakan untuk mengakuisisi PT GSN sebesar 51,69%, mengakuisisi PT Wijaya Wisesa Bhakti sebesar 27,69%, akuisisi PT Wijaya Wisesa Development sebesar 20,93%, dan sisanya digunakan sebagai modal kerja.

HRME mengakui pihaknya sedang menggodok proyek baru pada semester II 2019. Namun pihaknya enggan merinci sektor, besaran dan target dari proyek tersebut. "Saat ini kami sedang menghitung untuk pengembangan proyek baru, namun belum dapat kami sampaikan pada kesempatan ini," pungkas Christofer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini