KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengeluhkan anggaran pengembangan Online Single Submission (OSS) yang dinilai terlalu kecil. Padahal, banyak kalangan menuntut agar kinerja OSS ini bisa cepat dan tanggap dalam membantu perizinan berusaha, namun kenyataanya tidak sesuai yang diharapkan. Bahlil menilai, anggaran OSS yang sebesar Rp 30 miliar terlalu minim sehingga tidak bisa memberikan ekspektasi lebih kepada investor dan publik. Dia mengakui secara sistem OSS sudah cukup bagus, akan tetapi kinerjanya tidak sesuai harapan karena minimnya anggaran yang diberikan.
“OSS dibangun hanya Rp 30 miliar. Jadi ibarat mobil, OSS ini seperti Avanza rusak, tapi investor dan publik maunya seperti Mercy. Ya memang enggak ada barang bagus harganya murah,” ujarnya saat melakukan rapat kerja bersama Komisi XI VI DPR RI, Jumat (9/6). Baca Juga: Bahlil Sebut Arab Saudi Minat Investasi di IKN Agar kinerja OSS semakin baik, Bahlil berharap aka ada tambahan anggaran yang disetujui oleh DPR dan kemudian diberikan oleh Kementerian Keuangan. Ia membandingkan sistem aplikasi di Kementerian Keuangan yang disebut menghabiskan dana ratusan miliar hingga triliunan rupiah. Sementara dana untuk OSS hanya Rp 30 miliar, padahal target investasi yang harus dicapai tahun ini sebesar Rp 1.400 triliun, bahkan pada tahun depan meningkat hingga Rp 1.600 triliun.