Menteri Bahlil: Tak Ada Negara yang Dominan Menanamkan Investasinya di Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Investor asing yang masuk menanamkan modal ke Indonesia tidak hanya dominan atau dikuasai salah satu negara saja. Justru dalam 4 tahun terakhir, investor asing datang dari berbagai negara.

“Saya ingin menepis investasi dikuasai negara tertentu. Beberapa negara seperti Amerika Serikat hingga Swiss menjadi negara yang menanamkan modalnya di Indoensia,” kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers Pemberian Penghargaan atas Capaian Realisasi Investasi Tahun 2021 kepada Pemerintah Daerah, Rabu (16/2).

Ia mencatat, dalam realisasi investasi 2021 ada beberapa negara seperti China, Singapura, Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat hingga Swiss, yang menanamkan modalnya di Indonesia. “Ini bahkan sudah campur-campur,” kata Bahlil.


Menurutnya, sejak ada Undang-Undang  Cipta Kerja diundangkan, para investor dari berbagai negara memberikan respons positif. Bahkan Amerika Serikat masuk 4 besar dengan nilai investasi yang mencapai US$ 2,53 miliar.

Baca Juga: 7 Provinsi dan 10 Kabupaten/Kota Catat Realisasi Investasi Tertinggi di 2021

Bahlil bilang, Swiss masuk dalam daftar negara yang berinvestasi di Indonesia dengan nilai investasi US$ 599,8 juta. “Eropa dulu hanya Belanda saja, sekarang tahun 2021 masuk Swiss,” tutur Bahlil.

Kata Bahlil, dulu China merupakan investor terbesar kedua di Indonesia. Namun posisinya kini telah digeser oleh Hong Kong. Terkini, China berada di urutan ketiga dengan nilai total investasi sekitar US$  3,16 miliar. Sedangkan Hong Kong nilai investasinya mencapai US$  4,6 miliar.

Sementara itu urutan pertama negara dengan investasi terbesar di Indonesia yakni Singapura, dengan nilai investasinya mencapai US$  9,39 miliar.

Meski begitu, Bahlil, mengatakan, besarnya investasi dari Singapura tersebut tidak berarti semuanya dari Negeri Singa itu. Mengingat perusahaan yang ada di Singapura tersebut berasal dari berbagai negara lain yang mengembangkan bisnisnya di Singapura.

“Singapura ada di nomor satu karena dia ini negara bagi negara-negara lain. Jadi Singapura ini bukan berarti hebat-hebat banget,” imbuhnya. 

Baca Juga: Kementerian Investasi/BKPM Tetapkan 7 KPI untuk Genjot Investasi Tahun Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat