JAKARTA. Pemerintah tak mau duit bank miliknya lenyap di tangan De Indonesishe Overzeese Bank alias Bank Indover. Kantor Menteri Negara (Menneg) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta Bank Indonesia membantu pengembalian duit BUMN dari Indover secara utuh. Sekretaris Menteri Negara BUMN Muhammad Said Didu menegaskan, Bank Indover dilikuidasi karena kesalahan pengelola bank tersebut. "Jadi, uang bank BUMN yang dititipkan di Bank Indover harus kembali dalam jumlah yang sesuai. Aturan mainnya memang seperti itu," kata Said, Rabu (5/11). Direktur Utama PT BRI Tbk. Sofyan Basir membenarkan, para pengelola bank BUMN sudah duduk bersama untuk menagih dana mereka dari Bank Indover. BRI menempatkan uang sekitar Rp 461 miliar di Bank Indover.
Sofyan mengaku para bankir tak akan menekan BI mengembalikan duit mereka. Kini, para bankir malah membantu BI dengan menyerahkan data penempatan uang mereka di Indover. Pertemuan para bankir dan pejabat BI, menurut Sofyan, sudah sampai pada perumusan alternatif penyelesaian. "Tentu bakal dipilih yang paling baik," tambahnya. Namun Sofyan masih enggan mengungkap apa saja opsi yang tersedia. Dampaknya cuma kecil Bank Indonesia (BI) kini sibuk meyakinkan publik bahwa tak ada dampak buruk dari penutupan Bank Indover. "Jika Indover gagal bayar, dampaknya tak akan besar terhadap penurunan industri secara keseluruhan," ujar Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Halim Alamsyah. Dalam perhitungan BI, dana perbankan lokal yang tersangkut di Bank Indover hanya puluhan triliun. "Sedangkan total aset bank dalam negeri mencaapai Rp 1.500 triliun. Dampaknya kecil. Itu pun kalau semua jadi NPL," kilah Halim. Dari simulasi BI, semua kredit bermasalah yang terkait Bank Indover itu akan menyumbang kredit seret atau non-performing loan (NPL) perbankan sebesar 0,1%. Halim enggan berkomentar apakah BI akan ikut menanggung kewajiban Indover kepada perbankan di Indonesia.
DAFTAR KORBAN BANK INDOVER
| |||||||||||||||
|