Menteri ESDM: Ini sudah mulai ribut, saya minta Pak Wamen cek harga Avtur



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan baru saja melantik dan mengambil sumpah 37 pejabat di lingkungan Kementerian ESDM pada Senin (13/1). Pelantikan pejabat kali ini terdiri dari satu Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II), 19 Pejabat Administrator (Eselon III) serta 17 Pejabat Pengawas (Eselon IV).

Pejabat Eselon II yang dilantik adalah Ir. Muhammad Rizwi Jinalisaf Hisjam, M.Si., sebagai Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas. Jabatan baru ini merupakan promosi bagi Rizwi yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bagian Rencana dan Laporan pada Sekretariat Jenderal Minyak dan Gas Bumi.

Dalam kesempatan tersebut, Jonan berpesan khusus kepada Direktur Pembinaan Hilir Migas. Jonan meminta agar Rizwi terus mendorong pembangunan kilang minyak baru di Indonesia. Selain itu, dipimpin Wamen ESDM, membuat suatu formula agar harga BBM di Indonesia menjadi wajar.


"Jadi tidak terlalu tinggi, tidak terlalu rendah. Khususnya JBU (jenis BBM umum) yang (harganya) tidak dikendalikan oleh Pemerintah,” tukas Jonan seperti dilansir dari website resmi Ditjen Migas pada Senin (14/1).

Jonan juga meminta agar harga avtur harus kompetitif dibandingkan negara lainnya, seperti Singapura. “Harga avtur harus bisa kompetitif. Kalau mau dikurangi, yang dikurangi adalah kebijakan pajaknya. Komponen lainnya harus bisa kompetitif. Jangan harga avtur, misalnya di Singapura, lebih murah daripada harga avtur di Indonesia,” tegas Menteri ESDM.

Untuk daerah terpencil seperti Tarakan dan Merauke bisa saja penetapan harga Avtur ditambahkan komponen harganya. Namun untuk di daerah-daerah gemuk penumpang seperti Makassar, Surabaya serta Bali, harganya harus kompetitif. “Ini saya minta Pak Wamen untuk mengecek karena sudah mulai ribut,” tutup Jonan.

Sementara itu, untuk seluruh pejabat yang dilantik, Jonan meminta agar dalam menjalankan tugasnya, para pejabat haruslah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta bersikap pro aktif supaya menghasilkan kerja yang lebih baik.

“Kalau bisa, bekerja itu pro aktif. Jadi tidak hanya menunggu, tapi juga melakukan inisiatif-inisiatif baru atau keinginan-kenginan (baru) supaya bekerja itu bisa lebih baik,” kata Jonan.

Jonan juga menekankan pentingnya membantu masyarakat, sehingga kehidupan bernegara akan membaik dengan lebih cepat. Termasuk di dalamnya mendukung iklim usaha. “Kalau dunia usaha berkembang, penerimaan negara berkembang sehingga penghasilan kita pada akhirnya juga bertambah,”pungkas Jonan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini