Menteri ESDM Jonan setujui investasi Blok Masela US$ 18 miliar-US$ 20 miliar



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan bersama Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto didampingi Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Arifin Tasrif, dan Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffe Arizon Suardin, bertemu dengan Chief Executive Officer INPEX Corporation, Takayuki Ueda.

Pertemuan dilaksanakan di Kantor Pusat INPEX Corporation di Tokyo (16/5).Dalam pertemuan tersebut dibahas perkembangan mengenai Plan of Development (PoD) Blok Masela, untuk mendapatkan opsi terbaik, dengan estimasi investasi yang rasional dan efisien.

Di masa mendatang pengembangan Blok Masela diharapkan dapat menjadi tolak ukur dalam pengembangan Blok Migas lainnya, dan menunjukkan bahwa potensi hulu migas di Indonesia masih memiliki prospek yang bagus.


Dalam akun Instagram @ignasius.jonan menyebut proyek Blok Masela sudah melakukan eksplorasi sejak tahun 1998 dan belum tuntas hingga saat ini. "Semoga dapat segera berjalan sehingga investasi dapat masuk ke Indonesia sekitar US$ 18 miliar sampai US$ 20 miliar," ujar Jonan dalam akun IG pribadinya, Kamis (16/5).

Kunjungan Jonan ke Jepang menemui jajaran Inpex cukup mengejutkan lantaran memang Jonan jarang menyentuh atau berbicara soal proyek Masela. Biasanya, yang sering mengeluarkan progres proyek Masela adalah Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar.

Namun, hari ini Jonan menemuai CEO Inpex Corp di Jepang dan terkesan sudah menemukan kata sepakat soal besaran investasi. Maklum, besaran investasi menjadi masalah yang belum terpecahkan antara Inpex, SKK Migas, dan Kementerian ESDM. Kementerian ESDM berkeinginan keras untuk menurunkan investasi Masela hingga US$ 16 miliar dari sebelumnya US$ 21 miliar.

Sebelumnya, informasi yang sampai ke Kontan.co.id, dalam dokumen kajian Pre FEED tertera nilai belanja modal untuk proyek Lapangan Abadi, Blok Masela sebesar US$ 19,227 miliar pada Oktober 2018.

Namun, SKK Migas pada Februari 2019 mengubah angka belanja modal Pre FEED Inpex Masela menjadi US$ 16,094 miliar. Tahapan Pre FEED adalah tahapan pembuatan desain dan rekayasa untuk sebuah proyek migas. Jika Pre FEED ini selesai, maka tahap selanjutnya adalah menuju proses rekayasa rinci, konstruksi, dan produksi. Tanpa Plan of Development (POD) tidak bisa berlanjut. Dalam hal ini Inpex sedang menuju revisi POD I.

Seperti diketahui, Inpex menandatangani kontrak Masela PSC pada 16 November 1998. Sejak saat itu Inpex melalui Inpex Masela Ltd melakukan kegiatan eksplorasi hidrokarbon di Blok ini, dengan kepemilikan saham 100%.

Selang dua tahun penandatanganan PSC, perusahaan Jepang itu menemukan cadangan gas di Lapangan Abadi, Blok Masela pada tahun 2000. Lokasi sumur Abadi-1  terletak di tengah-tengah struktur Abadi dengan kedalaman laut 457 meter dan total kedalaman 4.230 meter.

Tak ingin sendirian dalam membangun Masela, Inpex pada tahun 2011 menjual 30% sahamnya ke Shell Upstream Overseas Services Limited (Shell), anak perusahaan Royal Dutch Shell Plc asal Belanda.  Namun kemudian, Shell dan Inpex masing-masing membeli 5% saham Masela dari Bakrie. Sehingga kompoisisi saham Masela dipegang Inpex 65% dan Shell 35% saat ini.

Adapun cadangan saat ini mencapai  10,73 triliun cubic feet. Proyek Blok Masela sendiri ditargetkan mulai berproduksi pada kuartal II 2027 atau setahun sebelum kontrak selesai tahun 2028. Estimasi produksi puncak dari Lapangan Abadi sebesar 9,5 juta ton per tahun dan 150 mmscfd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini