KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta Proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) segera
gas in atau menyalurkan gas. "Proyek Jambaran Tiung Biru merupakan proyek prestisius yang melibatkan karya anak bangsa dan harus mencari strategi yang tepat untuk mempercepat
commissioning dan bisa dilakukan gas in segera mungkin," kata Arifin saat melakukan peninjauan lapangan Proyek Strategis Nasional Jambaran Tiung Biru (JTB) yang dioperasikan Pertamina EP Cepu di Desa Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (28/7). Proyek ini telah mencapai 96,70% pada 16 Juli 2022 lalu. Raihan ini masih di bawah target yang ditetapkan sebesar 99,38%.
"Realisasi proyek ini tinggal selangkah lagi.
Commissioning dan
gas in menjadi bukti peralatan dan instalasi plant terintegrasi dengan baik," imbuh Arifin.
Baca Juga: Proyek Molor, Volume Produksi Migas Nasional Merosot Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji juga kembali mengingatkan pentingnya keselamatan dalam kegiatan usaha migas. Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) merupakan upaya perlindungan kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan di tempat kerja, serta sumber dan proses produksi dapat digunakan secara aman dan efisien. "Keselamatan kerja merupakan suatu keharusan agar tenaga kerja selalu sehat, tenaga kerja merupakan faktor yang sangat menentukan bagi perusahaan migas" ujar Tutuka. Di sisi lain, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati yang mendampingi kunker tersebut, menyampaikan optimismenya bahwa rencana Gas on Stream (GoS) pada proyek ini dapat segera terealisasi. "Sekarang ini hanya tinggal menunggu persiapan gas in saja, untuk kemudian dilanjutkan dengan
commissioning start up. Gas in adalah pengaliran gas dari sumber sumurnya menuju
gas processing facilities (GPF) untuk diolah sebelum memasuki tahap
on stream," terang Nicke.
Baca Juga: Terdongkrak Harga Minyak, Penerimaan Hulu Migas Tembus US$ 9,7 Miliar Nicke mengungkapkan, tren harga minyak dan gas dunia yang tengah tinggi seperti saat ini tentu produksi migas akan memberikan pemasukan yang besar bagi negara. "Setelah memasuki produksi gas nanti, gas JTB akan memberikan peningkatan produksi gas nasional, dan harga gas yang sedang tinggi seperti hari ini tentu ini memberikan kontribusi besar untuk pendapatan negara," jelas Nicke. Proyek JTB adalah PSN dengan
capital expenditure (capex) mencapai US$ 1,5 miliar yang diproyeksikan menjadi salah satu calon penghasil gas terbesar di Indonesia, dengan produksi sales gasnya mencapai mmscfd. Dari jumlah tersebut, 100 mmscfd telah dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan gas pembangkit listrik PT PLN. Pasokan gas dari JTB diharapkan segera dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan listrik, industri terutama pupuk, serta industri lainnya seperti keramik dan petrokimia di beberapa wilayah yang ada di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah melalui transportasi pipa gas Gresik-Semarang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati