Menteri ESDM Minta Proyek RDMP Balikpapan Dirampungkan Lebih Cepat dari Jadwal



KONTAN.CO.ID - BALIKPAPAN. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta agar proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan diselesaikan lebih cepat dari jadwal semula dari September 2025 menjadi Juli 2025.

Bahlil menyampaikan, saat ini proyek RDMP telah mencapai 91% dengan mayoritas pekerjaan besar telah rampung. Sebelumnya, RDMP memasuki tahap mechanical completion dan unit Crude Distillation Unit (CDU) IV yang sempat terbakar Mei 2024 lalu juga dioperasikan lagi.

“Saya minta dipercepat. Target  awalnya kan September 2025, tapi kalau bisa Juni atau Juli 2024 lebih baik. Semakin cepat selesai, semakin signifikan dampaknya untuk mengurangi impor minyak kita,” kata Bahlil saat meninjau langsung progres RDMP di Balikpapan, Sabtu (14/12).


Baca Juga: Tinjau SPBU di Balikpapan, Menteri ESDM Pastikan Stok BBM Aman untuk Nataru

Proyek RDMP Balikpapan adalah bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan kualitas kilang RU V Balikpapan. Dengan adanya proyek ini, kapasitas pengolahan kilang akan naik dari 260.000 barel per hari (bph) menjadi 360.000 bph.

Proyek RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas kilang dari 260 KBPD menjadi 360 KPBD, meningkatkan kualitas produk ke EURO V, meningkatkan produce BBM dari 197 KBPD menjadi 339 KBPD, produk LPG dari 48 Kilotonnes Per Annum (KTPA) menjadi 384 KTPA, dan produk Petrokimia dan Sulfur dari 0 menjadi 283 KTPA.

Bahlil mengonfirmasi bahwa progres proyek RDMP telah mencapai 91% dengan mayoritas pekerjaan besar rampung. Namun, ia juga mengakui adanya defisit dalam jadwal pengerjaan.

“Defisit progres memang ada, tapi ini tidak boleh jadi alasan. Semua pihak, baik dari Joint Operation (JO) yang mengerjakan EPC (engineering, procurement, construction) maupun Pertamina, harus bekerja lebih keras,” jelas Bahlil.

Ia juga menyoroti permintaan penambahan biaya dari pihak JO yang telah dikaji oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Kejaksaan Agung.

“Persoalan ini harus selesai tanpa merugikan salah satu pihak, tapi saya tegaskan, Pertamina adalah instrumen negara. Jangan sampai negara dirugikan, apalagi disabotase,” tegas Bahlil.

Sebagai gambaran, biaya proyek revitalisasi kilang Pertamina atau Refinery Development Master Plan di Balikpapan diduga membengkak US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 18,36 triliun (kurs rupiah 15.300 per dolar Amerika Serikat).

Efek RDMP Terhadap Pengurangan Impor

RDMP Balikpapan diharapkan mampu menekan impor minyak olahan hingga 100.000 barel per hari.

“Ini kontribusi besar dalam mengurangi defisit impor minyak. Bayangkan, 100 ribu barel per hari itu signifikan mengurangi biaya yang harus kita keluarkan untuk impor minyak jadi,” tutur Bahlil.

Namun demikian, Bahlil menekankan peningkatan kapasitas kilang ini harus diimbangi dengan peningkatan lifting minyak mentah dari dalam negeri.

“Saat ini, lifting kita hanya sekitar 500.000-600.000 barel per hari dari kebutuhan 1,4 juta-1,5 juta barel per hari. Jadi, kita harus terus meningkatkan lifting agar tidak terlalu bergantung pada minyak impor,” tambahnya.

Sebagai salah satu PSN, RDMP Balikpapan dirancang untuk mendukung ketahanan energi nasional. Kilang ini juga akan meningkatkan standar kualitas produk BBM menjadi setara EURO V, sehingga selain mengurangi impor, produk-produk tersebut juga lebih ramah lingkungan.

Bahlil memastikan pemerintah akan terus mendukung penyelesaian proyek ini dan meminta semua pihak terlibat bekerja lebih efisien agar target Juli 2024 dapat tercapai.

“Proyek ini tidak hanya tentang infrastruktur, tetapi juga tentang kemandirian dan kedaulatan energi Indonesia,” pungkasnya. 

RDMP Balikpapan nantinya akan menjadi kilang minyak terbesar di Indonesia. Pasalnya, kapasitas Kilang Balikpapan akan melampaui kapasitas Kilang Cilacap, yang saat ini menjadi kilang dengan kapasitas terbesar.

Kilang Balikpapan ini nantinya bisa mengolah minyak mentah sebesar 360 ribu bph. Selain menaikkan kapasitas pengolahan minyak, nanti akan ada tambahan produksi produk petrokimia hingga 225 ribu ton per tahun.

Baca Juga: Menteri Bahlil Pastikan Penyaluran Subsidi BBM Dilakukan dengan Skema Blending

Selanjutnya: Fokus Tingkatkan Bisnis Energi Terbarukan, SUN Energy Lakukan Strategj Ini

Menarik Dibaca: Fokus Tingkatkan Bisnis Energi Terbarukan, SUN Energy Lakukan Strategj Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati