Menteri ESDM Minta Proyek Smelter Tuntas Sebelum Larangan Ekspor Mineral Berlaku



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan kebijakan larangan ekspor mineral masih belum berubah.

Arifin mengungkapkan, hilirisasi sektor mineral harus tuntas seluruhnya pada tahun ini.

"Kan sudah dimulai nikel, sekarang (persiapan) bauksit sudah, yang lain menyusul. Semua harus diproses (dalam negeri) di 2023," kata Arifin di Kementerian ESDM, Jumat (24/2).


Arifin melanjutkan untuk tahun ini pemerintah menargetkan pembangunan 32 smelter. Untuk itu, seluruh proyek ini diharapkan dapat dituntaskan sebelum kebijakan larangan ekspor komoditas mineral berlaku pada Juni tahun ini.

Baca Juga: Jokowi: Jangan Hanya Berfikir Hilirisasi di Nikel dan Tembaga

Arifin memastikan, sejauh ini pemerintah belum memiliki rencana untuk penerapan relaksasi ekspor berupa pengenaan bea ekspor.

"Sejauh ini belum ada kajian-kajian (soal) itu," tegas Arifin.

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara (Minerba) Irwandy Arif mengungkapkan, dari target 32 proyek smelter pada tahun ini, sebanyak 12 smelter merupakan proyek terintegrasi dan 20 lainnya merupakan smelter independen.

"Saat ini sudah dibangun 21 smelter, 5 smelter (merupakan) smelter terintegrasi dan 16 smelter stand alone yang mayoritas merupakan smelter nikel," kata Irwandy dalam Energy & Mining Outlook 2023, Kamis (23/2).

Upaya menggenjot hilirisasi ini diharapkan dapat mendorong kemandirian energi serta peningkatan kontribusi untuk ekonomi nasional ke depannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi