Menteri ESDM: Pertamina rugi Rp 12 triliun



JAKARTA. Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Sudirman Said mendapatkan laporan bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) migas, Pertamina, rugi hingga Rp 12 triliun.

Karena kerugian yang diderita Pertamina, pemerintah tak akan serta merta menurunkan harga Bahan bahan bakar minyak (BBM), meski harga minyak dunia terus merosot. Keputusan tersebut  merupakan cara memberikan kompensasi kepada Pertamina menutup kerugian tersebut.

"Dulu kan sempat ada harga BBM yang harusnya sudah naik, tapi harganya ditahan karena pemerintah ingin melihat stabilitas dulu. Nah Pertamina mengalami defisit kira-kira Rp 12 triliun," ujar Sudirman saat berbincang bersama wartawan di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (24/7).


"Ini supaya ada margin untuk kompensasi kepada kerugian pertamina kemarin," kata Sudirman. 

Menurut dia, langkah tersebut juga sejalan dengan ide dana stabilitas BBM atau oil stability fund yang sempat dijelaskan oleh Kementerian ESDM. Bahkan, ucap dia, setelah dua bukan berjalan, kebijakan tersebut berdampak positif hingga ada dana Rp 600 miliar. 

Secara teknis, kebijakan oil stability fund memberikan kesempatan adanya dana simpanan yang bisa dimanfaatkan. Saat harga minyak dunia turun dan harga BBM tak dinaikan, maka terdapat margin keuntungan. Sementara saat harga minyak dunia naik, dana tersebut bisa digunakan untuk menahan harga BBM sehingga tak dinaikan. (Yoga Sukmana)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia