Menteri ESDM: PLTS dan PLTA bakal jadi tumpuan EBT



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan target penambahan kapasitas Energi Baru Terbarukan (EBT) mencapai 38 GigaWatt (GW) hingga 2035 mendatang.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan upaya meraih target tersebut bakal didorong melalui pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

"Sekarang ada kecenderungan industri menghasilkan green product, yang jadi tumpuan kita PLTA dan PLTS sampai dengan tahun 2030 dan yang lainnya menyusul," ujar Arifin dalam diskusi virtual, Rabu (3/3).


Baca Juga: PGN sediakan terminal LNG di Lampung untuk penyediaan listrik masyarakat

Arifin mengungkapkan, Indonesia kini telah menjalin kerjasama dengan sejumlah negara Asia Tenggara (Asean) lainnya dalam pengembangan Asean Grid. Nantinya setiap negara Asean yang tergabung dapat saling memanfaatkan energi listrik untuk jangka panjang khususnya lewat EBT.

Arifin menambahkan, salah satu upaya implementasi PLTS dilakukan melalui PLTS Terapung di waduk atau danau.

Merujuk data Kementerian ESDM, potensi PLTS yang terintegrasi dengan PLTA di waduk mencapai 3,06 GW yang tersebar di 24 lokasi dan 8,9 GW yang tersebar di 4 lokasi danau.

Sementara itu, melalui PLTS Atap pemerintah menetapkan target 2,14 GW untuk jangka waktu 2021 hingga 2030 mendatang.

Baca Juga: Penjualan batubara Indo Tambangraya Megah (ITMG) capai 21,2 juta ton sepanjang 2020

Arifin melanjutkan, jika merujuk pada Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) maka pada tahun 2025 mendatang energi fosil masih mendominasi bauran mencapai 38,7% di 2025 sementara EBT bakal meningkat dari porsi saat ini sebesar 11,3% menjadi 23%.

"Sedang dimatangkan untuk RUPTL, prioritaskan bisa ke EBT. Dengan RUPTL selesai diharapkan Perpres Harga Listrik EBT bisa dikeluarkan," pungkas Arifin.

Selanjutnya: Menguat lima bulan berturut-turut, harga batubara acuan (HBA) bulan Maret turun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi