Menteri ESDM Sebut Shell Tidak Tanggung Jawab, Kontrak Blok Masela Bakal Dikaji



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mempertanyakan komitmen Shell dalam pengelolaan Blok Masela.

Arifin mengungkapkan, merujuk pada ketentuan yang ada, jika proyek tidak dilaksanakan dalam lima tahun sejak persetujuan Plan of Development (POD) atau rencana pengembangan diberikan maka kontrak akan ditinjau kembali.

"Kalau lima tahun tidak dilaksanakan apa-apa kita akan tinjau kembali termasuk kemungkinan untuk (dikembalikan ke negara)," kata Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (26/5).


Arifin melanjutkan, saat ini waktu pengembangan sudah berjalan selama empat tahun. Untuk itu, Arifin pun mewanti-wanti Shell agar menunjukkan komitmennya dalam pengembangan Blok Masela.

Baca Juga: Pengembangan Blok Masela Macet, Pengamat Hulu Migas Soroti Sejumlah Masalah Ini

Menurutnya, saat ini Indonesia menjadi pihak yang dirugikan akibat mandeknya pengembangan Blok Masela.

"Kita gak mau hal ini terjadi, Inpex ada kesungguhannya, tapi gak tahu Shell ini, sudah mundur tapi gak mau bertanggung jawab," tegas Arifin.

Arifin pun menilai, Shell seharusnya mundur sebelum POD diberikan pemerintah. Arifin melanjutkan, saat ini pihaknya masih meninjau kembali kemungkinan yang ada untuk pengembangan Blok Masela ke depannya.

Pemerintah Indonesia pun kini tengah melihat kemungkinan untuk pengembangan Masela ke depannya termasuk kemungkinan memperoleh harga saham yang lebih murah.

"Ya kita akan telaah secara hukum, kita akan tuntut hak kita aja," terang Arifin.

Baca Juga: Proses Negosiasi Blok Masela Macet, Pemerintah Akan Langsung Turun Tangan

Pemerintah pun siap jika kemudian harus menghadapi gugatan arbitrase jika kondisi ini terjadi.

Di sisi lain, Arifin memastikan diskusi alihkelola Blok Masela antara Shell dengan Pertamina masih berlangsung. Sayangnya belum ada titik temu antara kedua belah pihak. Menurutnya, selisih harga masih menjadi kendala utama pembahasan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .