Menteri ESDM: Smart Grid penting dalam pengembangan kendaraan listrik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan perlunya digitalisasi melalui teknologi Smart Grid untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik. Hal ini disampaikan Arifin dalam webinar bertajuk “Implementasi Smart Grid”, Jumat (26/2). 

Arifin bilang, Kementerian ESDM pun telah membuat peta jalan untuk Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU). 

“Diharapkan sampai dengan 2030 telah tersedia 31.859 SPKLU di lokasi yang tersebar Jakarta, Bandung, Tangerang, Surabaya, dan Bali. Sedangkan SPBKLU untuk kendaraan listrik roda dua ditargetkan mencapai  67.000 pada 2030,” ujar Arifin dalam keterangan tertulis di situs Ditjen Ketenagalistrikan, Sabtu (27/2).


Baca Juga: Gagas Energi, kenalkan sistem ganti tabung compressed natural gas (CNG)

Adapun, Pemerintah telah mengeluarkan regulasi untuk mendukung kendaraan listrik dengan mengeluarkan Permen ESDM Nomor 13 Tahun 2020 yang merupakan turunan dari Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.

“Untuk mewujudkan program ini, diperlukan digitalisasi yang dapat memudahkan konsumen dalam melakukan pengisian listrik pada SPKLU dan penggantian baterai pada SPBKLU,” sambung Arifin.

Direktur Perencanaan Korporat PT PLN (Persero) Ikbal Nur mengatakan Smart Grid merupakan bagian dari transformasi di PLN. Transformasi ini terdiri dari empat pilar, yakni green, lean, inovatif, dan customer-focused. “Di (pilar) inovatif, kami juga mendukung program kendaraan listrik melalui charging stations kendaraan listrik,” kata Ikbal.

Sementara untuk keterlibatan konsumen, PLN telah mengeluarkan aplikasi Charge.IN bagi pengguna kendaraan listrik. Ikbal menyatakan PLN siap menyongsong era kendaraan listrik dengan melakukan persiapan-persiapan yang tertuang dalam rencana jangka menengah dan rencana jangka panjang PLN.

Baca Juga: Kejar rasio elektrifikasi nasional, ESDM andalkan smart grid di wilayah 3T

Secara umum, sambung Ikbal, implementasi Smart Grid PLN saat ini berfokus pada keandalan, efisiensi, customer experience, dan produktivitas grid dengan estimasi capex (belanja modal) Rp 10 triliun-Rp 25 triliun. 

“Sedangkan tahap berikutnya, PLN fokus pada ketahanan (resiliency), customer engagement, sustainability, dan self healing dengan estimasi capex Rp 30 triliun-Rp 50 triliun,” tutur Ikbal.

Selanjutnya: Kementerian ESDM paparkan peran EBT dalam suistainable city di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi