KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengemukakan sumber daya bijih mineral yang tersimpan di konsesi lahan tambang milik PT Freeport Indonesia (PTFI) masih cukup hingga 100 tahun ke depan. Melansir laman resmi Freeport Indonesia, cadangan bijih diperkiraan berada di kisaran 3 miliar ton. Arifin menyatakan, jika hanya merujuk pada cadangan bijih mineral di Grasberg saja memang hanya cukup sampai 2035.
“Tetapi sumber daya mineral di bawah (tanah) masih banyak, kan ada 4 layer lagi. Cukup untuk 100 tahun, perkiraannya kalau semua dieksplorasi dengan kapasitas produksi yang sekarang,” jelasnya di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (8/12). Melihat potensi mineral yang masih melimpah itu, Pemerintah Indonesia berencana untuk memberikan perpanjangan izin tambang Freeport Indonesia lebih cepat. Baca Juga:
Kementerian ESDM Sedang Hitung Potensi Denda Keterlambatan Proyek Smelter Freeport Seharusnya jika merujuk pada PP 96 Tahun 2021 Pasal 109 Ayat (5), PTFI baru bisa mengajukan perpanjangan minimal 5 tahun sebelum masa kontrak habis di 2041 yakni pada 2036. Namun, sebagai kepastian usaha jangka panjang, pemerintah memberikan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) hingga 2061 dalam waktu dekat. Arifin menyatakan, kepastian investasi untuk PTFI juga mempertimbangkan kegiatan eksplorasi tembaga dan emas yang membutuhkan waktu cukup lama. Sehingga menurutnya jangan sampai menunggu cadangan habis dahulu baru eksplorasi digencarkan. Di sisi lain, pengamanan cadangan mineral ini juga bertujuan untuk memberikan kepastian pasokan bahan baku untuk smelter eksisting maupun yang akan dibangun. “Cadangan ini untuk kelanjutan program-program smelter, nanti untuk menambah kapasitasnya,” tandasnya. Sebagai informasi tambahan, saat ini Freeport Indonesia sedang membangun smelter tembaga di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur. Sampai dengan November 2023 kemajuan pembangunan sudah mencapai lebih dari 83%. Kelak sudah beroperasi, kapasitas produksi smelter di Gresik mencapai 1,7 juta ton konsentrat tembaga dan katoda tembaga sebesar 550.000 ton per tahun.
Baca Juga: Kementerian ESDM Segera Tetapkan Potensi Denda Keterlambatan Proyek Smelter Freeport Selain itu, PTFI melalui PT Smelting hendak meningkatkan kapasitas produksi smelter yang tadinya 300.000 ton katoda tembaga pertahun akan ditingkatkan 30% menjadi 330.000 ton pertahun. Ke depannya, sebagai komitmen perpanjangan kontrak selepas 2041, PTFI diberikan mandat untuk membangun smelter di Fakfak, Papua. Hanya saja untuk rencana dan kejelasan proyek ini masih dalam proses kajian. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari