JAKARTA. Pemadaman listrik yang berulangkali terjadi di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, membuat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar meradang. Hari ini (20/9), Mustafa mengumpulkan seluruh direksi dan komisaris PT. Angkasa Pura II dan PT PLN untuk mencari siapa yang bertanggung jawab atas pemadaman itu.Mustafa mengaku sudah menugaskan dua deputinya yang menangani bandara dan listrik untuk meminta penjelasan Angkasa Pura II dan PLN. "Sekarang sedang diinvestigasi di kantor. Saya tinggalkan sebentar, dua deputi saya tugaskan," kata Mustafa sebelum mengikuti sidang kabinet terbatas di Kantor Presiden, Senin (20/9).Mustafa akan meminta laporan hasil inevstigasi itu seusai sidang kabinet. Melalui investigasi ini, Mustafa akan menentukan siapa harus bertanggungjawab atas kasus byar pet itu, apakah Angkasa Pura II atau PLN. Sebab, PLN dan Angkasa Pura II sudah meneken kesepakatan pasokan listrik untuk bandara.Lewat investigasi ini, dia juga dapat mengetahui duduk persoalan dengan benar. "Apa sudah ada pelimpahan penuh pada PLN dengan outsourcing ataukah masih pada bandara, saya minta diinvestigasi," katanya.Yang jelas, Mustafa menjamin siapa yang bertanggungjawab nanti akan mendapat sanksi. Sayang, Mustafa enggan mengungkapkan sanksi yang akan dijatuhkan.Dia mengatakan, akan melihat yang bertanggungjawab nanti pejabat setingkat mana, apakah direktur utama, direksi, atau General Manager. "Kita lihat nanti," janjinya.Sekadar informasi, selain kejadian listrik padam selama 10 menit pada 17 September 2010. Sebelumnya, ada tiga kejadian listrik padam di bandara Soekarno Hatta. Pertama kali terjadi pada 21 Juli 2010 lalu saat listri bandara padam selama 50 menit lantaran gardu listrik PLTU Muara Karang terbakar.Kemudian pada 3 Agustus 2010 lalu listrik bandara padam 35 menit lantaran tertimpa alat berat kontraktorJepang. Lalu pada 6 Agustus 2010 listrik padam selama dua jam lantaran gangguan instalasi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Menteri investigasi kasus byar pet listrik bandara
JAKARTA. Pemadaman listrik yang berulangkali terjadi di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, membuat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar meradang. Hari ini (20/9), Mustafa mengumpulkan seluruh direksi dan komisaris PT. Angkasa Pura II dan PT PLN untuk mencari siapa yang bertanggung jawab atas pemadaman itu.Mustafa mengaku sudah menugaskan dua deputinya yang menangani bandara dan listrik untuk meminta penjelasan Angkasa Pura II dan PLN. "Sekarang sedang diinvestigasi di kantor. Saya tinggalkan sebentar, dua deputi saya tugaskan," kata Mustafa sebelum mengikuti sidang kabinet terbatas di Kantor Presiden, Senin (20/9).Mustafa akan meminta laporan hasil inevstigasi itu seusai sidang kabinet. Melalui investigasi ini, Mustafa akan menentukan siapa harus bertanggungjawab atas kasus byar pet itu, apakah Angkasa Pura II atau PLN. Sebab, PLN dan Angkasa Pura II sudah meneken kesepakatan pasokan listrik untuk bandara.Lewat investigasi ini, dia juga dapat mengetahui duduk persoalan dengan benar. "Apa sudah ada pelimpahan penuh pada PLN dengan outsourcing ataukah masih pada bandara, saya minta diinvestigasi," katanya.Yang jelas, Mustafa menjamin siapa yang bertanggungjawab nanti akan mendapat sanksi. Sayang, Mustafa enggan mengungkapkan sanksi yang akan dijatuhkan.Dia mengatakan, akan melihat yang bertanggungjawab nanti pejabat setingkat mana, apakah direktur utama, direksi, atau General Manager. "Kita lihat nanti," janjinya.Sekadar informasi, selain kejadian listrik padam selama 10 menit pada 17 September 2010. Sebelumnya, ada tiga kejadian listrik padam di bandara Soekarno Hatta. Pertama kali terjadi pada 21 Juli 2010 lalu saat listri bandara padam selama 50 menit lantaran gardu listrik PLTU Muara Karang terbakar.Kemudian pada 3 Agustus 2010 lalu listrik bandara padam 35 menit lantaran tertimpa alat berat kontraktorJepang. Lalu pada 6 Agustus 2010 listrik padam selama dua jam lantaran gangguan instalasi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News