KONTAN.CO.ID - HANOI. Parlemen Vietnam memilih Menteri Kepolisian To Lam sebagai Presiden Vietnam pada Rabu (22/5). Para analis menilai, terpilihnya Lam ini menjadi sebuah "batu loncatan" bagi Lam untuk mencalonkan diri di kemudian hari untuk posisi ketua partai politik yang berkuasa yakni Partai Komunis Vietnam. Reuters melaporkan, terpilihnya Lam akan mengakhiri sementara gejolak politik yang meningkat selama dua bulan di Vietnam. Gejolak politik menyebabkan keluarnya tiga dari lima pemimpin teratas Vietnam karena kesalahan yang tidak dijelaskan.
Sejalan prosedur normal di negara dengan satu partai yang dikontrol ketat ini, anggota parlemen Vietnam dengan suara bulat menyetujui resolusi yang menyetujui terpilihnya Lam setelah pemungutan suara rahasia. Lam merupakan satu-satunya kandidat untuk jabatan tersebut. Hal ini menyusul pencalonannya oleh Partai Komunis pekan lalu. Sebagai Kepala Kementerian Keamanan Publik, Lam, 66 tahun, telah menjadi tokoh penting dalam kampanye anti-korupsi, yang dikenal sebagai "tungku yang menyala-nyala", yang bertujuan untuk membasmi korupsi yang meluas. Namun juga dipandang para kritikus sebagai alat untuk menyingkirkan lawan selama pertikaian politik. Setelah terpilih, Lam mengatakan kepada anggota parlemen bahwa dia akan “dengan tegas dan terus-menerus melanjutkan perjuangan melawan korupsi”.
Baca Juga: Partai Komunis Vietnam Tunjuk Pimpinan Polisi sebagai Presiden Presiden Vietnam mempunyai peran yang sebagian besar bersifat seremonial. Namun merupakan salah satu dari empat posisi politik teratas negara, yang disebut 'empat pilar'. Yang lainnya adalah ketua partai, perdana menteri, dan ketua parlemen. Pertikaian politik diperkirakan akan mereda untuk sementara setelah terpilihnya Lam, kata Carl Thayer, profesor emeritus dan pakar Vietnam di Akademi Angkatan Pertahanan Australia di Canberra. Namun perjuangan krusial masih harus dilakukan, karena masa jabatan lima tahun ketiga Ketua Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong akan berakhir pada tahun 2026 – atau lebih awal jika ia mengundurkan diri sebelum mandatnya berakhir.
“To Lam bisa menggunakan posisinya sebagai salah satu dari 'empat pilar' sebagai batu loncatan untuk menjadi sekretaris jenderal,” kata Thayer seperti dikutip
Reuters. Sosok Lam bukannya tanpa kontroversi. Pada tahun 2021, koki selebriti Nusret Gokce, yang dikenal sebagai "Salt Bae", mengunggah video dirinya memberi makan steak bertatahkan emas kepada Lam di restorannya di London, saat Vietnam sedang dikunci karena Covid-19. Video tersebut menjadi viral sebelum Salt Bae menghapusnya. Seorang penjual mie yang kemudian memposting video yang meniru "Salt Bae" dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena "propaganda anti-negara".
Editor: Khomarul Hidayat