KONTAN.CO.ID - BATAM. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengakui bahwa tata kelola kelautan dan perikanan di Indonesia belum sepenuhnya baik. Trenggono mengungkapkan Indonesia adalah negara maritim yang memiliki 17 ribu lebih pulau dan 6,4 juta kilometer persegi wilayah perairan. Namun, potensi sumber daya alam (SDA) lautnya masih belum dimanfaatkan secara maksimal. "Mestinya tidak begitu, barangkali kita salah mencatat atau tidak akurat. Tata kelola kita di sektor kelautan dan perikanan kita memang belum baik," kata Trenggono dalam Indonesia Development Forum di Batam, Selasa (19/12).
Baca Juga: KKP: Mayoritas Pakan Ikan Masih Impor Trenggono mengatakan kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap PDB nasional tertinggi baru mencapai 7%. Padahal, potensi di sektor biru ini sangatlah besar. Berdasarkan hasil riset Sky Quest 2023, estimasi pasar seafood global mencapai USD 310,75 miliar pada tahun 2021, dan meningkat menjadi USD 338,47 miliar pada tahun 2022 dan di proyeksikan akan meningkat menjadi USD 730,28 miliar sampai tahun 2030. "Ini adalah angka yang tidak pernah kita sadari bahwa permintaannya begitu besar tapi sumbangsih sektor kelautan ke PDB kita hanya 7%, kalau melihat fakta harusnya tidak seperti itu," ungkap Trenggono. Trenggono menjabarkan pada tahun 2022 jumlah produksi perikanan di Indonesia masih cenderung fluktuatif. Pada tahun 2019, produksi perikanan di Indonesia hanya mencapai 21,76 juta ton, 2020 hanya mencapai 21,83 juta ton, 2021 hanya mencapai 21,87 ton dan meningkat sedikit pada tahun 2022 yang mencapai 24,87. Baca Juga: Menteri KKP Ungkap Alasan Ekspor Benur Masih Dilarang