KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koperasi dan Teten Masduki mengatakan, pendekatan inkubasi merupakan langkah yang tepat dalam menciptakan UMKM yang unggul dan memiliki bisnis model. Inkubasi atau inkubator bisnis merupakan proses dukungan bisnis yang dapat mempercepat keberhasilan pengembangan startup atau perusahaan pemula dengan menyediakan berbagai sumber daya dan layanan yang diperlukan. Layanan ini biasanya dikembangkan atau diatur oleh manajemen inkubator dan ditawarkan baik dalam Inkubator Bisnis itu sendiri dan melalui jaringan yang dimiliki oleh Inkubator Bisnis.
Inkubator bisnis biasanya memberikan program kepada pengusaha pemula untuk mempercepat keberhasilan pengembangan bisnis, melalui rangkaian program permodalan yang diikuti oleh dukungan kemitraan atau pembinaan elemen bisnis lainnya dengan tujuan menjadikan usaha tersebut menjadi perusahaan yang profitable, memiliki pengelolaan organisasi dan keuangan yang benar, serta menjadi perusahaan yang berkelanjutan hingga akhirnya memiliki dampak positif bagi masyarakat.
Baca Juga: Kemenkop UKM prioritaskan agenda digitalisasi UMKM dan Koperasi Dampaknya, kata Teten, sangat positif dan sektor informal bisa lebih kokoh dan mampu menyerap tenaga kerja. "Karena itu saya memberikan apresiasi kepada BRI atas inisiatifnya meluncurkan BRIncubator Go Global. Dan ke depan ini akan menjadi pendekatan pemerintah dalam mengembangkan UMKM," kata Teten dalam siaran pers pada Rabu (28/10). Selain melalui inkubator, UMKM unggul juga bisa dilahirkan dari kampus kampus dimana anak muda saat ini banyak yang berwirausaha atau menjadi entrepreneur.
Apalagi saat ini Indonesia sangat membutuhkan munculnya wirausaha wirausaha baru, mengingat syarat menjadi negara maju dalam satu negara setidaknya ada 4% wirausaha. Sementara rasio wirausaha Indonesia masih 3,74%, atau dibawah beberapa negara sekitar semisal Malaysia yang mendekati 5% atau Thailand yang sudah 8%. Teten menambahkan, dengan adanya Undang-Undang (UU) Cipta Kerja pada dasarnya mendorong penciptakan lapangan kerja yang lebih luas. Saat ini ada sekitar 6,9 juta pengangguran, ditambah 3 juta pekerja yang terdampak pandemi, dan angkatan kerja baru sebanyak 3 juta. "Jadi tiap tahun harus disediakan lapangan kerja sebanyak 13 juta. Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5% pertahun pun itu tidak akan cukup besar menampung angkatan kerja yang ada. Karena itu wirausaha, UMKM adalah jawabannya," kata Teten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat