Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Teken Kerjasama Dengan Bezos Earth Fund



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dan Senior Fellow Bezos Earth Fund (BEF) Lord Zac Goldsmith menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk menjalankan kemitraan dalam mencapai tujuan Nationally Determined Contribution (NDC) dan FOLU Net Sink 2030. Penandatanganan ini dilakukan sesi khusus Indonesia pada Oslo Tropical Forest Forum (OTFF) 2024 di Norwegia, Selasa (25/6).

"MoU ini dimaksudkan untuk mendukung kerja multipihak dari sektor swasta dan filantropi, serta kesejahteraan masyarakat lokal dan adat. Saya sangat yakin kemitraan baru ini akan sangat produktif di tahun-tahun mendatang," ujar Siti.Keduanya juga membahas langkah kunci penanganan deforestasi Indonesia dan kekuatan kebijakan sektor kehutanan di Indonesia yang fokusnya pada high politics dan strong actions. Siti menambahkan, kolaborasi ini berakar pada pengakuan dan komitmen bersama atas sejumlah hal. 

Siti memaparkan, pertama harus ada dukungan terhadap pemimpin akan target iklim Indonesia. Dia menyebut, Indonesia memiliki target ambisius untuk penyerapan bersih karbon dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya pada tahun 2030. Ini sejalan dengan perjanjian internasionalm perjanjian Paris dan Konvensi Keanekaragaman Hayati. 


Baca Juga: Menteri LHK Bertemu Penasehat Senior Presiden AS, Kerjasama RI-AS untuk Ambisi Iklim

Kedua, perluasan konservasi. Komitmen untuk memperluas target pengelolaan hutan sosial, pengakuan hukum atas hutan adat,  yang ditujukan untuk konservasi keanekaragaman hayati dan praktik pengelolaan lahan berkelanjutan. 

Ketiga, pembentukan kawasan konservasi. Inisiatif mengelola kawasan konservasi yang ada dan membangun Taman Nasional baru di kawasan keanekaragaman hayati utama akan menjaga keanekaragaman ekologi dan meningkatkan ketahanan lingkungan. 

Keempat, kemitraan inovatif. Pengembangan kemitraan konsesi konservasi dalam konsesi penebangan dalam wilayah yang luas dapat dengan cepat melindungi ekosistem penting melalui izin inovatif dan revisi rencana bisnis. 

Kelima, dialog kebijakan dan penyelarasan teknis. Fasilitasi dialog kebijakan memastikan pengakuan dan dukungan internasional terhadap praktik kehutanan dan penggunaan lahan yang berkelanjutan. Dialog kebijakan juga untuk menyelaraskan metodologi Indonesia dengan standar global. 

Keenam, keterlibatan multi-sektoral. Siti menyebut, keterlibatan beragam pemangku kepentingan, termasuk komunitas lokal dan mitra internasional, bisa menyelaraskan strategi implementasi yang komprehensif dan inklusif.

"Kemitraan ini menggarisbawahi komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati, dan ketahanan iklim. Jalinan kemitraan ini juga bisa memanfaatkan keahlian dan sumberdaya untuk mencapai dampak transformatif pada lanskap lingkungan hidup Indonesia," tutur Siti. Dia menambahkan, BEF sebagai filantropi besar dunia diyakini bisa mendukung terwujudnya kerja bersama antar semua stakeholders, yakni pemerintah, pemda, LSM, dunia usaha dan komunitas. Khususnya untuk penguatan konservasi dan kinerja restorasi hutan, serta hutan adat.

Baca Juga: SIG Dukung Kementerian BUMN Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Medsos Karyawan

Hadir acara OTFF dan penandatanganan MoU delegasi Indonesia yang terdiri dari  pejabat KLHK dan para tokoh LSM  bidang Kehutanan dan Lingkungan, selain mitra kerja internasional dan dari media asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana