Menteri Perdagangan Inggris Kunjungi Kawasan Teluk, Bahas Kesepakatan Perdagangan



KONTAN.CO.ID - LONDON. Menteri perdagangan baru Inggris mengunjungi kawasan Teluk pada hari Senin (16/9) untuk membicarakan kemungkinan kesepakatan perdagangan.

Mengutip Reuters, Senin (16/9), Menteri perdagangan Jonathan Reynolds dan menteri kebijakan perdagangan Douglas Alexander akan bertemu dengan rekan-rekan mereka dari Dewan Kerjasama Teluk, yang terdiri dari Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Perdagangan telah menjadi titik lemah ekonomi Inggris dalam beberapa tahun terakhir. Kelompok bisnis menunjuk Brexit sebagai salah satu penyebabnya.


Baca Juga: Elton John Selesaikan Pengerjaan Album Baru

Pemerintah, yang terpilih setelah kemenangan telak Partai Buruh Perdana Menteri Keir Starmer pada bulan Juli, juga menargetkan kesepakatan perdagangan dengan India, Swiss, dan Korea Selatan sebagai bagian dari rencananya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Saya ingin melihat kesepakatan perdagangan berkualitas tinggi yang mendukung lapangan pekerjaan, membantu perusahaan Inggris menjual produk mereka ke kawasan tersebut, dan meningkatkan pilihan bagi konsumen - jadi sangat menyenangkan berada di sini untuk membahas hal itu," kata Reynolds dalam sebuah pernyataan.

Departemen Bisnis dan Perdagangan Inggris memperkirakan kesepakatan perdagangan bebas dengan Dewan Kerjasama Teluk dapat meningkatkan ekonomi Inggris sebesar 1,6 miliar pound (US$ 2,10 miliar) dalam jangka panjang.

Baca Juga: Rusia Ancam Ukraina dan Barat Saat Keputusan Serangan Jarak Jauh Kian Dekat

Dari Kelompok Tujuh (G7) negara maju, Inggris berada di peringkat terbawah dalam hal pertumbuhan ekspor barang dan jasa sejak 2019, bahkan ketika memperhitungkan perdagangan logam mulia yang besar di negara itu, menurut data akun nasional.

($1 = 0,7621 pound)

Selanjutnya: Tak Pandang Usia, Ini Ciri-Ciri Diabetes di Usia Muda yang Patut Diwaspadai

Menarik Dibaca: Tak Pandang Usia, Ini Ciri-Ciri Diabetes di Usia Muda yang Patut Diwaspadai

Editor: Herlina Kartika Dewi